Sukses

Debat Capres Jilid III, Siapa Tampil Cemerlang?

Di atas kertas, Prabowo dianggap lebih menguasai materi debat. Namun bukan tak mungkin Jokowi buat kejutan dan membalikkan keadaan.

Liputan6.com, Jakarta - Oleh: Moch Harun Syah, Edward Panggabean, Andi Muttya Keteng, Yandhi Deslatama, Nadya Isnaeni, Silvanus Alvin, Taufiqurrohman, Hanz Jimenez Salim, dan Luqman Rimadi

Jutaan pemirsa di seluruh penjuru Tanah Air, bakal menyaksikan lagi Debat Calon Presiden 2014. Komisi Pemilihan Umum (KPU) siap menggelar Debat Capres tahap III antara Prabowo Subianto dengan Joko Widodo (Jokowi) di Hotel Holiday Inn, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (22/6/2014) pukul 20.00 WIB.

KPU telah menetapkan pakar hukum internasional yang juga Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana sebagai moderator dalam Debat Capres III.

Moderator yang Berbeda

Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay pun tak meragukan Hikmahanto, sebagai moderator debat dengan tema "Politik Internasional dan Ketahanan Nasional".

"Siapa yang meragukan Pak Hikmahanto tentang hubungan internasionalnya. Kami perkirakan dia memiliki integritas dan bukan orang yang terkait dengan kedua pasang calon ini," kata Hadar di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu lalu.

Hikmahanto pun menyatakan siap menjadi moderator dalam Debat Capres tahap ketiga antara Prabowo dan Jokowi. "Persiapannya, tentu saya harus banyak belajar dari apa yang dilakukan oleh moderator pada acara debat pertama dan kedua," kata Hikmahanto ketika dihubungi di Jakarta.

Tema Debat

Sedangkan komisioner KPU Sigit Pamungkas mengatakan, tema yang akan diangkat dalam ajang debat capres kali ini adalah "Politik Internasional dan Ketahanan Nasional". "Untuk tema sudah ditetapkan, yaitu politik internasional dan ketahanan nasional," kata Sigit di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu silam.

Boleh dibilang, Debat Capres jilid III kembali akan menjadi panggung bagi Prabowo dan Jokowi. Terutama untuk membuktikan pasangan capres-cawapres yang terbaik. Visi misi mereka akan kembali diuji dalam tema "Ketahanan Nasional dan Politik Internasional".

Sedianya, KPU berniat mengundang Panglima TNI Jenderal Moeldoko dan Kapolri Jenderal Sutarman dalam Debat Capres III. Undangan itu tak lepas dari tema debat yang membahas tema "Politik Internasional dan Ketahanan Nasional".

"Sampai saat ini kami belum terima undangan itu," kata Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, Mayor Jenderal TNI Fuad Basya, saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Kamis lalu.

Kalaupun undangan itu sampai, menurutnya Panglima TNI tidak akan hadir. "Kalau menurut saya, Panglima tidak akan hadir karena ini rawan dipolitisasi. Nanti dibilang tidak netral lagi," terang Fuad.

Hanya saja Fuad mengatakan akan berkonsultasi lebih jauh kepada Panglima TNI terkait tawaran KPU untuk menghadiri Debat Capres ketiga ini.

Adapun 2 hari jelang Debat Capres III, pihak Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menggelar dialog dengan 2 pasangan capres-cawapres Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK di Djakarta Teater, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat. Dalam dialog itu kedua pasangan capres-cawapres mendapat sejumlah pertanyaan terkait dengan perekonomian Indonesia.

Prabowo berpeluang unggul...

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Prabowo Berpeluang Unggul

Di atas kertas, Prabowo yang berlatar militer disebut-sebut berpeluang menyaingi rivalnya, Jokowi, dalam Debat Capres jilid 3. Benarkah demikian?
 
Wakil Ketua Tim Pemenangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Jenderal Purnawirawan George Toisutta mengatakan tidak ada persiapan khusus oleh kandidat yang diusungnya. Sebab, sebagai mantan prajurit Prabowo telah memahami persoalan ketahanan.

"Nggak ada persiapan khusus. Jadi dari jauh-jauh hari sudah siap," kata George di Rumah Polonia, Cipinang, Jakarta Timur, Sabtu kemarin.

Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) itu meyakini bahwa Prabowo yang pernah menjabat Panglima Kostrad itu telah memahami soal pertahanan. Begitu pula soal politik internasional.

Mengenai persiapan debat Minggu malam, tersiar kabar Prabowo mengumpulkan tim ahli. Hanya saja George mengatakan dirinya tak mengetahui secara pasti jadwal capres no 1 tersebut. "Saya tidak begitu tahu jadwalnya Pak Prabowo," tandas dia.

Segendang sepenarian dengan George Toisutta, sebelumnya anggota Dewan Pakar Tim Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Kastorius Sinaga mengatakan untuk menghadapi debat Prabowo tidak memiliki persiapan khusus.

"Selama ini santai saja. Biasa Pak Prabowo tidak ada persiapan khusus, ya banyak istirahat saja, tapi setiap ada masukan dia lihat," kata Kastorius di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu silam.

Menurutnya, mantan Danjen Kopassus tersebut merupakan sosok yang tidak mau dikendalikan, untuk setiap persiapan materi debat yang akan dilaksanakan. Sehingga sebelum debat berlangsung, Prabowo memang tidak ada persiapan sedikit pun.

"(Prabowo) Tidak mau dikendalikan, dia itu tidak mau dalam kendali seperti ini harus begini harus begitu. Beliau menguasai materi (setiap debat)," bebernya.

Memang. Debat capres menjadi ajang penting bagi Prabowo untuk memaparkan visi-misinya. Lantaran itulah, Prabowo dan juga pasangannya cawapres Hatta Rajasa tak mau menyia-nyiakan kesempatan langka ini.

Guna persiapan menjelang debat yang akan berlangsung pada Minggu malam nanti, Prabowo-Hatta meliburkan sehari lawatan politik ke sejumlah kota untuk berkampanye.

"Yang paling penting adalah harus evaluasi debat sebelumnya, karena itu Pak Prabowo sehari libur berkampanye. Karena Minggu pagi ada kampanye, sehingga waktunya sebentar," ujar Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani saat menggelar silaturahmi politik di Cirebon, Jawa Barat, Jumat 20 Juni 2014 malam.

Debat capres III nanti bertema "Politik Internasional dan Ketahanan Nasional". "Saya kira tema itu selama ini sudah menjadi concern (kepedulian) Pak Prabowo," ujar Muzani.

Sementara, Juru Debat Nasional kubu Prabowo-Hatta, Syaifullah Tamliha mengatakan dalam Debat Capres jilid III, Prabowo akan lebih berhati-hati saat menyampaikan orasinya. Selain itu, soal tema "Ketahanan Nasional dan Politik Internasional", disebut menguntungkan Prabowo.

"Itu sedang dibahas oleh juru debat. Saya koordinator bahan-bahan. Final hari Sabtu, sebelum Minggu malam. Sepanjang yang ia (Prabowo) sampaikan itu valid, tidak perlu dikoreksi, tapi akan hati-hati," terang Tamliha di Gedung DPR, Jakarta, Kamis lalu.

Sementara itu, Tamliha meminta agar kubu Jokowi tidak memberikan pertanyaan menjebak seperti TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah). Bagi seorang tentara, kampanye keliling Indonesia tidak membuatnya lelah, tapi mengurusi urusan sepele membuatnya sangat lelah.

"Kalau tentara itu tidak capek. Berdebat soal TPID itu bikin Prabowo capai. Itu mah urusan yang tidak mesti diurus Presiden, cukup Mendagri dan Menkeu. Ada pertanyaan Jokowi itu tidak substantif untuk Indonesia ke depan. Cuma istilah DAK dan DAU," tegasnya.

Untuk materi debat, Tamliha sedikit membocorkan. "Prabowo pasti bicara ketahanan nasional ke depan berhubungan dengan militer, karena dia seorang militer dan dia pasti menang," tandas Tamliha.

Jokowi Belajar...

3 dari 5 halaman

Jokowi Belajar

Sehari jelang Debat Capres tahap ketiga, capres Jokowi berulang tahun yang ke-53. Namun tak ada acara khusus yang digelar Gubernur nonaktif DKI Jakarta tersebut.

Berdasarkan pantauan Liputan6.com, kediaman Jokowi di Jalan Sawo Nomor 32, Menteng, Jakarta Pusat sepi. Tak ada pula karangan bunga berjejer di sana. Padahal ulang tahun lelaki asal Solo kelahiran 21 Juni 1961 itu sudah menjadi topik terpopuler di media sosial.

Jokowi memang sibuk seharian sejak pagi tadi. Hal ini diungkapkan penjaga rumahnya yang enggan disebutkan namanya. "Nggak ada di rumah. Keluar dari jam 09.00 WIB," kata sang penjaga rumah.

Tersiar kabar Jokowi berlatih di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat pada Sabtu 21 Juni. Namun menurut informasi yang diperoleh Liputan6.com, Jokowi sudah kembali ke Jakarta pada Sabtu malam.

Sehari sebelumnya, capres nomor urut 2 Jokowi mengaku dirinya telah mempersiapkan materi debat yang akan ia sampaikan pada Minggu 22 Juni 2014. "Ya debat nanti Minggu ditonton Minggu, persiapannya jelas pasti disiapkan," ujar Jokowi usai menemui tokoh Muhammadiyah di Solo, Jawa Tengah, Jumat silam.

Walau sejak Senin hingga Jumat silam masih sibuk berkampanye di sepanjang jalur pantura hingga Solo Jawa Tengah, Jokowi mengaku dirinya masih tetap bisa menyiapkan materi debat itu pada Sabtu atau Minggu 21 atau 22 Juni pagi hingga sore jelang acara debat berlangsung.

Ia pun mengaku tak khawatir akan kesulitan menyiapkan materi debat karena dibantu oleh beberapa ahli dalam tim pemenangannya. Untuk itu, Jokowi mengaku bila kurang memahami suatu persoalan, dirinya akan bertanya kepada orang yang ahli dalam timnya itu. Waktu Sabtu dan Minggu nanti akan ia manfaatkan untuk belajar mengenai persoalan politik internasional dan ketahanan.

"Belajar dong, kalau ada yang belum bisa menambah materi, biar merasa lebih yakin. Yang kira-kira saya tuh nggak ngerti pasti saya bertanya. Kayak kemarin ditanya masalah anggaran. Saya tanya yang bocor apa nggak. Saya bertanya," ucapnya.

Terkait dengan latar belakang Prabowo yang lama berkarier di militer, Jokowi mengaku tidak merasa gentar menghadapinya. Pria berperawakan tinggi kurus itu mengakui punya pemahaman terbatas mengenai 2 bidang tersebut. Beberapa ahli dari timnya akan membantu.

Siapa saja tim ahli yang dimaksud? Jokowi tak mau menyebutkannya. "Yang ngerti masalah pertahanan dong. Saya kan juga merasa yang saya belum mampu di bidang apa. Saya belum ngerti kok. Kelihatannya juga sudah ngerti," ucapnya.

Tekad Jokowi diamini tim suksesnya. Kubu pasangan Jokowi-JK mengaku tak gentar menghadapi kubu pasangan nomor urut 1 itu. "Tidak ada masalah lah. Biasa saja," kata tim pemenangan Jokowi, Ferry Mursyidan Baldan di Jakarta, Sabtu kemarin.

Menurut Ferry, pihaknya telah menyiapkan ahli yang memberikan masukan terkait tema tersebut. Kendati ia tak sependapat, jika ahli tersebut dianggap menjadi tolak ukur Jokowi menjawab atau bertanya saat debat nanti.

"Ada beberapa masukan. Memerlukan penjelasan lebih baik. Ahlinya di jadwal masing-masing. Paling penting diberikan bahan. Konsep kita tidak pernah untuk menggurui mereka. Kan mereka capres-cawapresnya," ucap Ferry.

Menurut Ferry, para ahli hanya memberikan masukan garis besarnya. Yang jelas, kedaulatan NKRI adalah harga mati. "Di konteks pertahanan nasional, soal NKRI dalam berbagai tantangannya, soal menjaga batas negara secara physically. Konteks negara ya dibutuhkan alutsista (alat utama sistem pertahanan)."

"Harus memiliki Angkatan Laut yang kokoh dan kuat. Memiliki Angkatan Udara yang baik. Angkatan Darat fokuskan pada pulau-pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan. Dalam hal yang lebih luas ditopang Angkatan Laut yang lebih kuat," sambung Ferry.

Prabowo Subianto memang berlatar belakang militer, terakhir menjabat sebagai Danjen Kopassus. Pasangannya, Hatta Rajasa memiliki latar belakang di bidang ekonomi.

Sementara Jokowi yang sarjana kehutanan Universitas Gadjah Mada memiliki latar belakang sebagai pengusaha furnitur dan mantan Walikota Solo. Pasangannya, Jusuf Kalla adalah seorang pengusaha.

Kendati demikian, berbekal materi debat yang akan disiapkan olehnya, Jokowi yakin akan mampu tampil maksimal. Dia juga tak khawatir berhadapan dengan Prabowo yang mempunyai latar belakang militer, yang lebih banyak berkutat di bidang pertahanan.

Ia bahkan akan menyiapkan catatan kecil berisi data dan beberapa singkatan yang lazim muncul dalam keilmuan tersebut. "Ya belajar, disiapkan. Kalau singkatan nggak ngerti, ya tanyalah, masa presiden harus tahu semua singkatan, kan tidak?," ujar Jokowi usai bertemu dengan para tokoh Muhammadiyah di Kota Solo, Jawa Tengah, Jumat lalu.

Dengan materi debat yang akan disiapkan olehnya, Jokowi yakin akan mampu tampil maksimal. Dia juga tak khawatir berhadapan dengan Prabowo yang mempunyai latar belakang militer, yang lebih banyak berkutat di bidang pertahanan. "Ya memang (Prabowo dari militer) kenapa? Gitu lho, biasa saja," ucapnya.

Sementara juru bicara Jokowi-JK, Poempida Hidayatulloh mengatakan, sang capres akan memilih berada dalam posisi disepelekan. "Disepelekan memang enak. Ketika dalam posisi disepelekan lalu jawab dengan cukup baik saja ya jadi baik," katanya di Gedung DPR, Jakarta, Kamis silam.

Terkait ranah politik internasional, Poempida mengatakan Jokowi akan tetap pada platform yang sudah digariskan oleh Soekarno, yakni politik bebas-aktif. "Indonesia belum bisa jadi suatu negara penguasa. Posisi strategis ya tetap bebas aktif. Kalau ikut blok, ya akan merugikan kita. Yang penting NKRI jangan diganggu-ganggu," imbuhnya.

Sementara, soal ketahanan nasional, anggota Komisi IX DPR mengatakan Jokowi tak kalah telak dari Prabowo. Sebab, bicara topik tersebut tidak hanya bicara soal militer saja. Ketahanan nasional juga bisa bermaksud menjaga budaya Indonesia yang beragam.

"Kalau bicara perang, Prabowo lebih jago. Ketahanan nasional kan bukan soal militer tapi isu, nilai, dan kultur yang perlu dijaga. Dia menjaga itu, dia cium tangan Mega. Itu adat Jawa yang ia jaga. Kesederhanaan kita akan cenderung tidak pakai merek asing," tuturnya.

Ketahanan nasional, lanjut Poempida, juga bisa dilakukan dengan dialog. Hal tersebut sudah ditunjukkan oleh Jokowi-JK.

"JK mendamaikan Ambon, Poso nggak pakai senjata. Pakai dialog saja. Jokowi membina orang-orang Solo untuk pindah. Dia dialog dan itu ciri-ciri bangun ketahanan nasional. SBY punya teori soft power, Jokowi kerja langsung," terangnya.

Secara terpisah, jubir Jokowi-JK dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Abdul Kadir Karding menambahkan visi-misi yang sudah dicetuskan sebelumnya, akan kembali diterangkan oleh Gubernur nonaktif DKI Jakarta tersebut. Jokowi akan menyampaikan Nawa Cita atau 9 program aksinya.

"Membangun politik bebas aktif, keamanan nasional terpercaya dan tri matra dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim. Kemudian, melindungi warga negara yang ada di luar negeri khususnya pekerja migran," ucap Kadir.

Selain itu, Kadir menyampaikan, Jokowi akan melindungi keamanan maritim Indonesia, khususnya batas negara, kedaulatan maritim dan sumber daya alam. "Juga memperkuat kerja sama global, memperkuat kerja sama selatan dan mengatasi masalah global yang mengancam umat manusia. Kami akan meminimalisir dampak globalisasi, integrasi ekonomi ekonomi regional dan perdagangan bebas terhadap kepentingan ekonomi nasional," tandas Kadir.

Pandangan moderator dan pengamat...

4 dari 5 halaman

Pandangan Moderator dan Pengamat

Moderator terpilih di Debat Capres jilid III Hikmahanto Juwana sempat mengungkapkan penilaiannya seputar kemampuan membina hubungan luar negeri Prabowo vs Jokowi.

Menurut Guru Besar Hukum Internasional dari Universitas Indonesia (UI) itu, masing-masing kandidat memiliki kelebihan dan kekurangan. "Ada plus-minusnya," kata Hikmahanto kepada Liputan6.com, Selasa 3 Juni 2014 lalu.

Hikmahanto menilai capres nomor urut 1 Prabowo Subianto memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang baik. Hal ini dibutuhkan untuk bisa membina hubungan dengan negeri-negeri sahabat. Namun banyak negara yang khawatir dengan sosok mantan Danjen Kopassus itu lantaran sikap nasionalismenya yang tinggi.

"Pak Prabowo pandai dalam berkomunikasi bahasa Inggris, mengartikulasi apa yang Indonesia inginkan. (Tapi) Banyak negara yang khawatir jika Prabowo yang jadi presiden tidak bersahabat," papar Hikmahanto

"Karena memang Pak Prabowo menekankan pada sisi nasionalisme, Indonesia nggak boleh tunduk dengan kemauan luar negeri." Namun Hikmahanto menilai, hal ini dapat diredam oleh kondisi faktual yang ada nanti. Prabowo lama-lama juga akan bisa menyesuaikan diri.

Lantas, bagaimana dengan capres nomor urut 2 Jokowi? Hikmahanto mengakui Jokowi kurang cakap dalam menyampaikan gagasan-gagasannya ke dalam bahasa Inggris. Banyak yang khawatir jika pria yang karib disapa Jokowi itu akan mengalami kesulitan saat menjalin hubungan dengan negara-negara sahabat.

"Sementara Jokowi mungkin sulit mengartikulasikan apa yang Indonesia mau, ada handicap (kesulitan). Dan meskipun dia nasionalis, partainya kan PDIP, tapi lebih bersahabat dengan luar negeri," tuturnya.

Namun, Hikmahanto menilai, faktor kemampuan bahasa asing itu tak akan menjadi masalah untuk Jokowi. Orang-orang di jajarannya nanti akan dapat membantunya. "Menurut saya nggak, kan ada menteri luar negeri dan wakil presiden," pungkas Hikmahanto.

Lain lagi pandangan Koordinator Lembaga Kajian Independen (LKI) Dimas Kusuma. Menurut dia ada ketimpangan antara Prabowo dan Jokowi dalam pokok bahasan ketahanan nasional.

"Jelas timpang karena Jokowi bukan militer. Dia kurang berpengalaman soal ketahanan militer. Pengalaman secara nasional, Jokowi belum punya. Sedangkan Prabowo sudah punya pengalaman karena mantan militer. Bahkan di luar negeri juga dipakai," kata Dimas Kusuma kepada Liputan6.com melalui pesan singkat di Serang, Banten, Sabtu kemarin.

Prabowo, lanjut dia, bisa membuat pertanyaan jebakan, sejauh mana Jokowi membuat sistem pertahanan nasional, dalam debat yang akan dihelat di Hotel Holiday Inn, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu 22 Juni 2014 pukul 20.00 WIB.

"Karena yang terpenting bagi masyarakat, kalau keamanan terbentuk, maka masyarakat akan nyaman. Untuk ketahanan nasional, dia (Jokowi) harus belajar banyak sama jenderal-jenderal di belakang dia," lanjut Dimas menjelaskan.

Dimas pun mengkritik kemampuan Jokowi yang kurang pengalaman di bidang ketahanan nasional dan politik internasional. "Karena selama menjabat sebagai walikota dan gubernur, dia hanya melakukan koordinasi. Tongkat komando pertahanan itu kan ada di presiden. Secara politik nasional, bentengnya Jokowi harus kuat," ujar Dimas.

Pandangan berbeda disampaikan pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio. Ia berharap kedua calon perlu menyoroti soal ketahanan Indonesia serta bom demografi yang akan dihadapi pada 2025-2035. Para capres harus paham karena ini adalah masalah krusial Indonesia.

"Kita ingat Korea Selatan dan China mempersiapkan industrinya dengan baik untuk menghadapi bom demografi, sehingga bisa bertahan dan berjaya sampai sekarang," kata Hendri di Jakarta, Sabtu kemarin.

Bom demografi yaitu jumlah penduduk usia produktif yang melimpah tidak bisa dimanfaatkan. Namun justru bersifat teroris yang siap meledak dengan kurangnya lapangan kerja, efek sosial yang buruk, hilangnya momentum untuk mengumpulkan kesejahteraan.

Hendri memprediksi penampilan capres nomor urut 2 Prabowo Subianto akan mengungguli capres Joko Widodo. Sebab selama kampanye, Prabowo-Hatta banyak mengemukakan soal ketidakberdayaan Indonesia di dunia internasional.

Sedangkan Jokowi, menurut Hendri, mungkin akan berkutat pada masalah seperti alat utama sistem persenjataan (alutsista), selain itu upaya perdamaian yang pernah disampaikan JK pada berbagai kesempatan.

"Mirip-mirip Megawati-lah, meski mungkin dia juga akan menyinggung soal separatis dan perdamaian, karena Pak Jusuf Kalla akan menitipkan ini padanya," ujar dia.
Debat Digelar 5 Tahap dan Live Streaming Liputan6.com

5 dari 5 halaman

Debat Digelar 5 Tahap dan Live Streaming Liputan6.com

Siapa yang bakal menguasai panggung debat tentu akan terbukti nanti. Yang jelas, Debat Capres putaran ketiga ini rencananya akan digelar sebanyak 5 tahap atau sesi. Usai Debat Capres III, KPU rencananya bakal menggelar kembali adu debat pada 29 Juni 2014 dan 5 Juli 2014.

Seperti sebelumnya, debat capres ini akan disiarkan langsung oleh sejumlah stasiun televisi, setelah melalui proses pengundian oleh Komisi Penyiaran Nasional (KPI). Kali ini giliran TV One dan ANTV.

Namun, KPI memberikan kemudahan kepada stasiun televisi yang memperoleh undian, agar tetap berbagi siaran atau dapat menayangkan siaran tunda kepada stasiun televisi lainnya.

Dan, saksikan pula live streaming Debat Capres putaran III di www.liputan6.com mulai pukul 19.00 WIB, Minggu 22 Juni 2014.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.