Sukses

Berebut Gelar Presiden Quick Count

Baik kubu Prabowo maupun Jokowi saling klaim kemenangan mereka berdasarkan hasil quick count.

Liputan6.com, Jakarta - Oleh: Silvanus Alvin, Hanz Jimenez Salim, Edward Panggabean, Widji Ananta, Sunariyah, dan Rizki Gunawan

Pesta demokrasi hampir selesai. Kampanye dan pemungutan suara, baik di dalam maupun luar negeri telah dilaksanakan. Quick count atau hitung cepat pun hampir selesai.

Tapi satu hal yang belum bisa dipastikan. Siapa pemenang yang sebenarnya. Hal itu belum bisa diketahui pasti. Hanya real count atau penghitungan yang sebenarnya, yang satu-satunya menjadi acuan "sang juara".

Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan menggelar real count pada 22 Juli 2014 mendatang. Pada hari itu juga, Ketua KPU Husni Kamil Manik rencananya akan mengumumkan langsung hasil rekapitulasi suara.

Sementara ini, dari 12 hasil quick count, 8 di antaranya menyatakan pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) sebagai pemenang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.

Sementara itu, 4 hasil hitung cepat lainnya menyebutkan pasangan capres-cawapres nomor urut 1 Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa yang unggul.

Mana hasil quick count yang kredibel dan bisa dipercaya? Pengamat politik Ade Armando menilai ada beberapa lembaga survei yang kredibel dan ada juga yang abal-abal.

Menurut dia, lembaga yang kredibel adalah Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Indikator Politik Indonesia (Indikator), Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC), dan Center for Strategic and International Studies (CSIS).

"Dari memotret hasil di lapangan, maka banyak lembaga penelitian pura-pura atau sebetulnya bohong. (Sementara) Nama LSI, Indikator, SMRC, CSIS, kalau mereka lansir penelitian, bisa dipercaya," ujar Ade di Jakarta, Selasa 8 Juni 2014.

Quick count LSI menyebutkan dari 98,05% suara yang masuk, Prabowo-Hatta memperoleh 46,7% dan Jokowi-JK meraih 53,3%. Dari quick count Indikator, Prabowo-Hatta memperoleh 47,06% dan Jokowi-JK meraih 52,94%, dari 99,5% masuk.

Hitung cepat SMRC menyatakan, dari 99,60% suara masuk, Prabowo-Hatta memperoleh 47,05% dan Jokowi-JK meraih 52,95%. Survei Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kompas menyebutkan, dari 100% suara masuk,  Prabowo-Hatta memperoleh 47,66 dan Jokowi-JK meraih 52,34%.

4 lembaga lain yang menyebutkan hasil hitung cepat bahwa Jokowi menang adalah Indikator Politik,  Radio Republik Indonesia (RRI), Populi Center, dan Pol Tracking.

Indikator Politik menyebutkan, dari 99,5% masuk, Prabowo-Hatta memperoleh 47,06% dan Jokowi-JK meraih 52,94%. Survei Radio Republik Indonesia (RRI) menyatakan, dari 98,50% suara masuk, Prabowo-Hatta memperoleh 47,46% dan Jokowi-JK meraih 52,54%.

Populi Center melaporkan hasil hitung cepatnya bahwa Prabowo-Hatta memperoleh 49,06% Jokowi-JK meraih 50,94%, berdasarkan 98,95% suara masuk. Hasil quick count Pol Tracking Institute menyebutkan Prabowo-Hatta memperoleh 46,63% dan Jokowi-JK 53,37%, dari suara masuk sekitar 99%.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Survei Abal-abal?


Lebih lanjut, Ade Armando menilai ada beberapa lembaga survei yang tidak kredibel atau abal-abal, salah satunya adalah Indonesia Research Center (IRC).

Menurut dosen politik Universitas Indonesia tersebut, lembaga tersebut tidak objektif dalam melakukan dan merilis survei. Sebab IRC, kata Ade, merupakan lembaga milik Media Nusantara Citra (MNC), perusahaan yang dipimpin Hary Tanoesoedibjo. Hary Tanoe merupakan mantan kader Nasdem dan Hanura yang kini mendukung Prabowo.

"IRC (Indonesia Research Center) itu milik Harry Tanoesudibyo. Jadi ada interest-nya sehingga hasilnya tidak bisa dijadikan pegangan," kata Ade Armando.

Quick Count Pilpres yang dilakukan IRC menunjukkan bahwa dari 100% suara masuk, Prabowo-Hatta memperoleh 51,11% dan Jokowi meraih 48,89%. 3 survei lainnya yang menyatakan kemenangan Prabowo adalah Jaringan Suara Indonesia (JSI) yang menyebutkan, dari 91,35% suara masuk, Prabowo-Hatta memperoleh 50,16% dan Jokowi-JK meraih 49,84%.

Kemudian Lembaga Survei Nasional (LSN) yang menyatakan, dari 97,34% suara masuk, Prabowo-Hatta memperoleh 50,19% dan Jokowi meraih 49,81%. Dan Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) menyebutkan, dari 93,41% suara masuk, Prabowo-Hatta memperoleh 52,05% dan Jokowi-JK meraih 47,95%.

Terkait dugaan bahwa lembaga-lembaga survei di atas yang tak kredibel, juru bicara (jubir) Prabowo-Hatta Tantowi Yahya membantah tudingan tersebut. Menurut dia, hasil quick count 4 lembaga survei, yakni IRC, Pol Tracking, LSN, dan Puskaptis adalah akurat.

"Empat lembaga survei dari Jokowi, dan empat dari kubu kita. Kita memakai IRC, Pol Tracking, LSN, dan Puskaptis. Mereka terus memonitor Prabowo-Hatta. Hasil mereka akurat. Kami juga tidak main-main," tutur Tantowi di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (9/7/2014).

3 dari 4 halaman

Saling Klaim Menang


Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sempat menitikkan air mata atas hasil survei yang menyatakan kemenangan Jokowi-JK. Dia tak kuasa menahan tangis bahagia, akhirnya "puasa" selama 10 tahun  segera berakhir.

"Kita telah menyaksikan suatu proses penghitungan suara, dinyatakan yang namanya pasangan Jokowi-JK yang didukung PDIP, Nasdem, Hanura, PKB, PKPI, telah dapat dinyatakan sebagai presiden Republik Indonesia versi quick count yang masih terus berjalan. Data sudah masuk 81 persen," kata Mega di kediamannya, Kebagusan, Jakarta, Rabu (9/7/2014).

Usai mengetahui sebagian besar hasil survei yang menyebutkan namanya sebagai pemenang, Jokowi langsung menuju Tugu Proklamasi, Jakarta, Rabu (9/7/2014). Dia menyebutkan sejumlah lembaga survei yang menjadi pedoman oleh kubunya. Salah satuny hasil quick count SMRC yang menyatakan Prabowo-Hatta memperoleh 47,09% dan Jokowi-JK meraih 52,91%..

"Hari ini arah baru Indonesia telah ditentukan oleh rakyat. Tugas kita semua hari ini adalah mengawal hasil semuanya ini hingga menjadi hasil resmi dari KPU," ucap Jokowi di Tugu Proklamasi, Jakarta, Rabu (9/7/2014).

"Kita harus kawal dan pastikan perhitungan suara di KPU berjalan bersih tanpa intervensi."

Pada kesempatan ini, Jokowi pun sempat menyampaikan rasa terima kasihnya pada pasangam lawan, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Keduanya dinilai telah berkontribusi membawa demokrasi berjalan dengan baik hingga saat ini. Tak lupa Jokowi juga berterima kasih pada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Saya percaya Bapak Prabowo-Hatta akan terus mengabdi pada rakyat Indonesia. Saya ingin menghargai bapak SBY," tuturnya.

Sementara itu, Prabowo-Hatta menyatakan kemenangannya mereka berdasarkan hasil 4 quick count, salah satunya dari IRC. Prabowo dan Hatta pun spontan melakukan sujud syukur. Sementara para pendukungnya memberikan seruan asma Allah.

"Allahu Akbar, Allahu Akbar, Prabowo-Hatta menang," teriak para pendukung Prabowo di rumah mendiang ayahndanya Sumitro Djojohadikusumo, di Kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu (9/7/2014).

Tak hanya Prabowo-Hatta yang sujud syukur. Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon, dan politisi PPP Ahmad Yani juga sujud syukur bersamaan.

Terkait, klaim kemenangan, Sekretaris Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Fadli Zon menilai, Megawati terburu-buru menyebutkan pasangan Jokowi-JK menang dari hitung cepat atau quick count. Padahal, quick count sendiri masih berjalan.

"Saya pikir apa yang disampaikan Ibu Mega itu terlalu cepat dan terburu-buru," kata Fadli Zon setibanya di rumah mendiang ayah Prabowo, Sumitro Djojohadikoesoemo, Jl Kartanegara, Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu (9/7/2014).

Fadli pun mengklaim sejauh ini dari sejumlah survei pasangan nomor urut 1 menang. "Kami masih yakin menang di sejumlah quick count, kita masih menangkan ini, jadi kita terus kawal sampai ada real count," ungkap dia.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Puan Maharani mempertanyakan data lembaga survei yang diperoleh pasangan Prabowo-Hatta sehingga menyebutkan pasangan capres cawapres nomor urut 1 itu unggul dari Jokowi-JK.

"Kalau kemudian di sana juga mengklaim atas dasar apa ya kami juga punya fakta dan data Insya Allah Jokowi-JK yang menang jadi pilihan rakyat," tambah Puan.

Menanggapi fenomena saling klaim menang ini, pengamat politik dari IndoStrategi Andar Nubowo menilai ini merupakan yang pertama kali bahwa hasil survei dari Pilpres terbelah. Kondisi ini diprediksi akan kian memperkeruh suasana damai Pemilu yang diharapkan bangsa ini. Dan rentan terjadi sengketa pemilu.

"Karena tiap kubu mengklaim kemenangan, maka potensi sengketa pemilu tinggi. Untuk itu, hasil akhir KPU itu yang akan menentukan siapa yang datanya lebih kuat dan akurat," jelas Andar Nubowo.

Kemudian Andar berharap, kedua kubu saat ini harus bisa menjaga sikap untuk tidak saling memprovokasi dan tidak tersulut tindakan-tindakan kekerasan yang bisa berujung kriminal.

"Harus menahan diri, hingga menunggu 21-22 Juli, real count dari KPU. Maka hasil quick count yang ada dan berbeda-beda sekarang ini tidak dipersepsikan sebagai hasil akhir atau sebagai pedoman kemenangan," ujarnya.

4 dari 4 halaman

Audit Lembaga survei



Terkait kisruh quick count atau hitung cepat yang berbeda dalam menghasilkan jawara pada Pilpres 2014 kali ini, anggota Dewan Etik Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) Hamdi Muluk mengatakan, pihaknya meminta kepada seluruh lembaga penelitian yang melakukan hitung cepat bersedia jujur memberikan pertanggungjawaban pada publik tentang metode yang diterapkan.

Menurut dia, hal itu tentu diperlukan untuk mencegah agar proses politik demokratis ini tidak dicederai oleh lembaga oportunis yang dengan sengaja memanipulasi hasil hitung cepat untuk kepentingan politik sempit tertentu.

"Kita akan melakukan audit terhadap sejumlah lembaga penelitian pelaksana hitung cepat yang merupakan anggota dari Persepi. Antara lain, Populi Center, JSI dan Puskaptis," tegas Hamdi Muluk.

pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bakti mengatakan masyarakat sebenarnya tak usah dipusingkan dengan perbedaan ini. Untuk mengetahui lembaga survei mana yang kredibel atau bisa dipercaya, para lembaga survei yang melakukan quick count itu bisa dipertemukan dalam satu tempat untuk melakukan debat publik hasil quick count mereka.

"Dibuka di sini duitnya dari mana, metodologi dan pengambilan sampelnya bagaimana, secara akademik acceptable atau tidak? Dengan cara ini bisa diketahui lembaga survei mana yang kredibel," kata Ikrar saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Rabu (9/7/2014).

Satu hal lagi yang tak kalah penting, ujar Ikrar, yaitu melihat apakah lembaga survei itu terdaftar atau tidak di Komisi Pemilihan Umum (KPU). "Ini untuk pendidikan politik kepada masyarakat supaya tidak terombang-ambing, mana kira-kira yang kredibel," imbuh Ikrar. (Rmn)

Baca juga:

Media AS: Kemenangan Jokowi Mirip Obama

Ini Hasil Quick Count Pilpres 11 Lembaga Survei

Permintaan Jokowi kepada SBY Usai Pilpres

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.