Sukses

Pengamat CSIS: Terus Andalkan Tokoh, Rapor Parpol Masih Merah

Parpol sekarang belum banyak berubah dari yang dulu, hanya andalkan popularitas individu.

Liputan6.com, Jakarta - PDIP diprediksi akan memenangi Pileg 2014. Kemenangan ini didongkrak popularitas Joko Widodo atau Jokowi yang diusung menjadi capres. Di sisi lain, Partai Demokrat diprediksi merosot karena banyak petingginya terjerat kasus korupsi dan tak majunya lagi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Artinya apa? Dari sisi pembangunan parpol, parpol sekarang belum banyak berubah dari yang dulu, hanya mengandalkan popularitas individu. Sementara, seharusnya parpol harus lepas dari siapa yang pimpin, mesin partai harus bekerja," ujar peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Philips J Vermonte kepada Liputan6.com, Jumat (28/3/2014).

Philips mengatakan, seharusnya partai mengandalkan infrastruktur partai, sehingga bisa memelihara loyalitas pemilih. Misalnya, bergabung dengan partai karena ingin berkuasa atau percaya terhadap nilai partai tersebut,  tidak tergantung kepada individu. "Parpol kita rapornya merah dari sisi kaderisasi dan rekrutmen," kata dia.

Kendati, kata Philips, di sisi lain banyak juga partai mulai melakukan kaderisasi, sehingga elektabilitasnya berdasarkan survei CSIS terus meningkat. Partai tersebut adalah PDIP dengan kader-kader mudanya, Partai Hanura dengan mesin medianya, dan PKB dengan masuknya Rusdi Kirana, bos Lion Air yang menjadi wakil ketua umum.

Menurut Philips, posisi PPP, PKS, PAN, dari survei yang dilakukannya juga meraih suara di bawah partai besar. Namun, suaranya tetap diperhitungkan, karena akan menyeimbangkan suara partai besar di pemerintahan berikutnya. Sementara, partai baru sulit meraih ambang batas masuk parlemen 3,5 %.

Philips menambahkan, tipikal pemilih Indonesia dari berbagai pengalaman itu seringkali seperti memberi blangko kosong kepada capres yang popularitasnya terus meningkat. Kejadian ini dialami SBY. Pada 2009, SBY sangat populer dan dipasangkan dengan siapa saja menang.

"Hal yang dialami SBY, kebetulan sinkron dengan mood masyarakat. dan sekarang mood masyarakat tidak pada SBY dan kebetulan tidak bisa maju lagi. Sehingga, tentu saja kemampuan kampanye jauh berkurang," kata Philips. (Yus Ariyanto)

Baca  juga:

Pengamat CSIS: Kritik untuk Jokowi Wajar

Diserang Prabowo, Jokowi : Adu Gagasan Saja...

Jokowi `Diserang`, Megawati Minta Elite Politik Jaga Etika

Diserang Prabowo, Jokowi : Adu Gagasan Saja...

Jokowi `Diserang`, Megawati Minta Elite Politik Jaga Etika

- See more at: http://indonesia-baru.liputan6.com/read/2029035/pengamat-csis-kritik-untuk-jokowi-wajar#sthash.Gr4ZfMvP.dpuf

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini