Liputan6.com, Jakarta - Langkah PDIP memberikan mandat kepada Jokowi untuk maju sebagai capres disesalkan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto. Sebab hal itu dianggap melanggar perjanjian Batu Tulis yang diteken antara Ketua Umum PDIP dan Prabowo pada 16 Mei 2009.
Menanggapi hal ini, capres bernama lengkap Joko Widodo itu tak ingin berkomentar lebih jauh. Lantaran kesepakatan itu dinilai adalah urusan petinggi PDIP.
"Batu tulis kok sampai ke saya. Saya ya batu tulis ya ditulis. Saya itu masih jadi walikota waktu itu, nggak tahu menahu. Itu urusan partai. Urusan DPP. Jangan tanya ke saya," ujar Jokowi di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (19/3/2014).
Lalu, bagaimana respons Jokowi terkait kekecewaan Prabowo terhadap partainya lantaran PDIP dianggap melanggar perjanjian yang telah dibuat? Gubernur DKI Jakarta itu tak mau menjawab.
"Gini loh, menurut saya, saya kan waktu itu masih jadi walikota. Jadi menurut saya, sekarang sudah sore..?" ucap Jokowi sambil masuk ke dalam mobilnya dan langsung pergi meninggalkan wartawan.
Prabowo secara terang-terangan mengungkapkan kekecewaannya terhadap PDIP yang mendeklarasikan Jokowi sebagai capres. Langkah itu menurutnya melanggar perjanjian yang telah dibuat di kawasan Batu Tulis 2009 silam.
Namun yang lebih mengecewakan dari sikap Megawati, ungkap Prabowo, adalah anak Proklamator RI tersebut seperti menghindar saat diminta berkomunikasi olehnya terkait hal ini.
Baca juga:
Baca Juga
Pengamat: PDIP Berbohong Jika Cuma `Simpan` Jokowi
Advertisement
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.