Sukses

Jokowi dan Koalisi Merah Putih: Perang atau Kerja Sama?

Wakil Ketua Umum PAN melihat ada 3 kemungkinan skenario politik yang terjadi pada pemerintahan Jokowi.

Liputan6.com, Jakarta - Dominasi Koalisi Merah Putih (KMP) di parlemen yang dianggap sebagian pihak dapat mengganjal reformasi presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) terus menjadi sorotan masyarakat.

Dengan dominasi KMP di parlemen, Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Drajad Wibowo melihat ada 3 kemungkinan skenario politik yang terjadi pada pemerintahan Jokowi selama 5 tahun ke depan.

"Ada 3 skenario dari pembelahan politik yang terjadi saat ini. Pertama perang, kedua perang dingin, dan yang terakhir bekerja sama dalam persaingan," tutur Drajad saat menjadi pembicara dalam acara diskusi bertajuk 'Prediksi Ekonomi di Tengah Polarisasi Politik Nasional' di Jakarta, Sabtu (11/10/2014).

Drajad menjelaskan, jika skenario perang terjadi, hasilnya rakyat yang dirugikan. Itu lantaran kubu eksekutif dan legislatif terus berdebat dengan kepentingan masing-masing tanpa menghasilkan perbaikan apapun.

Berikutnya, skenario perang dingin adalah kondisi politik kala kedua kubu tidak saling berkomunikasi dan menjalankan programnya masing-masing. Akibatnya, kedua kubu akan merasa berhasil dengan programnya, padahal tidak ada yang bisa dijalankan.

"Pemerintah tidak bisa menjalankan mayoritas programnya tanpa restu DPR, begitu juga DPR tidak bisa menjalankan mayoritas programnya tanpa izin pemerintah," terang dia.

Sementara skenario terakhir dari pembelahan politik yang tengah bergejolak saat ini adalah bekerja sama dalam persaingan.

Drajad menuturkan, skenario terakhir merupakan yang terbaik dan bisa dijalankan, hanya dengan 2 syarat. Pertama, tensi politik harus diturunkan dengan pembagian peran yang jelas antara Koalisi Merah Putih yang duduk di parlemen dengan Koalisi Indonesia Hebat di pemerintahan.

"Yang kedua, harus ada komunikator dan komunikasi efektif yang dibangun antara kedua kubu. Jangan malah saling tarik-menarik kubu yang dapat menaikkan tensi politik di Tanah Air. Itu keliru," tandas Drajad.

Dikotomi

Jokowi mengatakan pihaknya berharap tidak ada lagi dikotomi (pembagian atas dua kelompok yang saling bertentangan) antara Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dengan Koalisi Merah Putih (KMP) usai Pilpres 2014. Dia menginginkan seluruh elemen bergabung atau melebur bersatu dalam sebuah pemerintahan.

"Mengenai dikotomi, mestinya kalau sudah gabung langsung masuk kabinet," ujar Jokowi di hadapan Ketua DPR Setya Novanto dan Ketua MPR Zulkifli Hasan yang notabene merupakan anggota Koalisi Merah Putih di Hotel Hermitage Jalan Cilacap, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat 10 Oktober.

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo sebelumnya menegaskan, KMP akan bersikap konstruktif dan proaktif terhadap pemerintahan Jokowi.

"Ada 2 hal prinsip yang mendasari serta menjadi konteks dalam pernyataan saya ketika menjawab pertanyaan pewawancara mengenai sikap dan posisi saya maupun KMP, yaitu: Saya dan KMP akan bersikap konstruktif dan proaktif terhadap pemerintahan Joko Widodo," kata Hashim. (sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini