Sukses

Cerita Wiranto Jadi Tukang Becak di Kampanye Cilacap

Wiranto bercerita saat menyamar, dirinya menemui seorang tukang becak bernama Widodo.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Hanura Wiranto mengingatkan untuk menghargai jasa pahlawan yang merebut kemerdekaan, pasalnya kemerdekaan yang diwariskan para pahlawan bangsa itu dengan tebusan mahal, kehormatan darah air mata dan nyawanya untuk sebuah kemerdekaan.

Hal itu dikatakannya pada saat orasi kampanye terbuka, di Lapangan Krida Nusantara Kelurahan Kumilir Kecamatan Cilacap Utara, Cilacap, Jawa Tengah.

"Kemerdekaan yang diwariskan para pahlwan harus diisi dengan mensejahterahkan rakyat, dengan cukupkan sandang papan, pendidikan murah, kesehatan terjamin," kata Wiranto seperti dimuat dalam keterangan tertulis dari Media Center Partai Hanura kepada Liputan6.com, di Jakarta, Rabu (26/3/2014).

Mantan Panglima TNI itu meyakini, untuk menghargai jasa pahlawan dapat diwujudkan dengan memanfaatkan semaksimal mungkin sumber daya alam yang melimpah serta sumber daya manusia terbesar keempat di dunia serta budaya yang tinggi.

"Tapi, itu tergantung para pemimpinnya. Yakni pemimpin yang tahu apa penderitaan rakyatnya," ujar dia.

Untuk mengetahui penderitaan rakyat, mantan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan ini mengaku pernah merasakan penderitaan itu. Dia menuturkan, hal itu dilakukannya ketika menyamar sebagai tukang becak, pedagang asongan, bahkan orang cacat.

"Saya ingin rasakan apa yang akan dirasakan rakyat kecil se-Indonesia. Contohkan kader Hanura apa yang dimimpikan dan dirasakan rakyat Indonesia," ungkap Wiranto.

Wiranto bercerita saat menyamar, dirinya menemui seorang tukang becak bernama Widodo. Widodo yang telah 32 tahun mengayuhkan becaknya itu bermimpi untuk membeli sebuah becak seharga Rp 1,2 juta. Namun, tak bisa dilakukan, lantaran uang hasil jerih payahnya itu harus disetor kepada juragannya. Akhirnya, Wiranto memberikan becak itu kepada Widodo.

"Namun, Widodo malah tak percaya ada yang memberinya becak. Widodo bilang kok sama-sama melarat mau ngasi becak," cerita Wiranto saat itu.

Setelah membuka samarannya, Ternyata Widodo pun kaget tak percaya.

"Widodo bilang aduh Pak Wiranto, Alhamdulillah. Widodo langsung sujud syukur tak bangun-bangun," sambung Wiranto.

Mengingat cerita itu, ternyata masih banyak 'Widodo-Widodo' lain di Indonesia yang membutuhkan perhatian pemerintah.

"Pak Wiranto tahu nasib rakyat saat ini. Pak Wiranto tak butuh apa-apa tapi hanya butuh berterima kasih kepada rakyat yang membuat Wiranto besar," ungkap Widodo disambut tepuk tangan dan teriakan Wiranto Presiden.

Wiranto menegaskan, 2014 harus ada perubahan di Indonesia. Menurutnya, itu semua tergantung pemimpin apakah mau berubah atau tidak.

"Pemimpin yang matanya, hatinya hanya tertuju untuk rakyat. Tidak butuh terkenal, harta, tapi hanya butuh satu melihat rakyatnya tertawa," kata Wiranto.

Pada akhir orasi Wiranto menantang calegnya untuk siap mensejahterahkan, membela kepentingan dan tak berkhianat dengan rakyat. Jika korupsi, Wiranto bersama-sama rakyat beramai-ramai siap menurunkan caleg yang nanti sudah menjabat. Mantan ajudan Presiden Soeharto itu meminta kepada massa untuk memilih pemimpin yang membela kepentingan rakyat dan kepentingan pribadi.

"Maka nanti 9 April 2014 bahwa saudara yakin kader Hanura selalu mengedepankan hati nurani," tandas Wiranto. (Tanti Yulianingsih)

Baca juga:

Wiranto Sindir Tingginya Ketergantungan Iimpor Indonesia

Ikut Kampanye Hanura, Massa Rela Melaut 5 Jam

Kampanye Terbuka, Wiranto: yang Penting Kesepakatan Masyarakat

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Wiranto adalah Ketua Umum Partai Hanura dan kini menjabat sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan
    Wiranto adalah Ketua Umum Partai Hanura dan kini menjabat sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan

    Wiranto

Video Terkini