Sukses

Survei: Elektabilitas Jokowi Tertinggi, Mampu Katrol Tokoh Lain

Jokowi tetap jadi tokoh dengan elektabilitas paling tinggi. Jika dipasangkan sebagai cawapres, dia mampu mangatrol elektabilitas capresnya.

Liputan6.com, Jakarta - Jokowi lagi-lagi menjadi jawara dalam survei calon presiden. Survei terbaru yang dikeluarkan oleh Soegeng Sarjadi School of Government (SSSG) menempatkan Gubernur DKI Jakarta bernama lengkap Joko Widodo itu sebagai tokoh dengan elektabilitas paling tinggi.

"Jokowi tetap nomor 1 bila sendirian. Kalau saya jadi konsultan PDIP, maka saya sarankan agar Jokowi dideklarasikan sendiri saja," jelas Direktur Eksekutif SSSG Fadjroel Rachman di Four Season Hotel, Jakarta, Kamis (13/3/2014).

Survei ini mengambil sampel sebanyak 1.250 responden berpendidikan minimal SMA dengan pendapatan di atas Rp 1,7 juta per bulan dari 10 kota besar. Survei dilakukan dengan wawancara via telepon mulai 10 Februari sampai 5 Maret 2014. Margin of error mencapai 2,77 persen.

Hasil survei menunjukkan elektabilitas Jokowi mencapai 40,32 persen, disusul oleh Prabowo Subianto 10,64 persen, Jusuf Kalla 6,08 persen, Wiranto 4,96 persen, Aburizal Bakrie 1,12 persen, dan Megawati Soekarnoputri 1,04 persen.

SSSG pun membuat perkiraan bila Jokowi menjadi calon wakil presiden. Hasilnya, Jokowi diperkirakan mampu mengatrol elektabilitas capres manapun. Jika Jokowi dipasangkan dengan Aburizal Bakrie, elektabilitas Ketua Umum Golkar itu akan meningkat dari 1,12 persen menjadi 5,6 persen.

Jika Jokowi dipasangkan dengan Megawati, elektabilitas Ketua Umum PDIP itu meningkat dari 1,04 persen menjadi 12,7 persen. "Kemudian bila Jokowi dipasangkan dengan JK mendapat 14 persen, lalu dipasangkan Prabowo mendapat 24,8 persen," ungkap Fadjroel.

Fadjroel menjelaskan, Jokowi memang menjadi faktor penentu dalam menetapkan pasangan capres dan cawapres. Sebab, mantan Walikota Solo itu memenuhi syarat capres bersih, yakni bersih dari KKN, melayani masyarakat, dan memiliki pengalaman dalam pemerintahan.

Namun survei ini menunjukkan anggapan Jokowi bakal menang dalam Pilpres 2014 siapa pun pasangannya, tidak benar. "Walaupun Jokowi memiliki elektabilitas individu yang tinggi, namun Jokowi harus menentukan pasangan yang tepat untuk mengkapitalisasi elektabilitas individu tersebut," tutur Fadjroel. (Yus Ariyanto)

Baca juga:

Jokowi Kembali Kumpulkan Ratusan Pejabat DKI, Titip Jakarta?

Megawati Diyakini Tak Lagi Jadi Capres

Soal Partai, Beda Ahok Beda Jokowi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini