Liputan6.com, Ciawi - Presiden terpilih Joko Widodo atau Jokowi mengaku lebih memilih kriteria calon menterinya berdasarkan pertimbangan rekam jejak dan integritas, daripada latar belakang kedaerahan. Jokowi mengaku tak peduli dari manapun asal calon menterinya nanti.
"Pegangan kita adalah yang berkaitan dengan kompetensi, integritas, kemampuan managerial, leadership yang kuat," ujar Jokowi saat perjalanan menuju kawasan Megamendung, di rest ares tol Ciawi, Bogor, Jawa Barat, (14/9/2014).
Menurut Jokowi, bila dia menentukan menteri berdasarkan latar belakang kedaerahan, bisa jadi jumlah kementeriannya menjadi sangat banyak dan terlalu gemuk. Apalagi jumlah daerah dan wilayah di Indonesia sangat banyak.
"Kalau semua daerah minta itu berarti ada 500. Kalau tiap kabupaten minta ada 500 orang. Berarti 500 menteri," kata Jokowi sambil tertawa.
Jokowi pun mengaku telah mengantongi beberapa nama yang sudah pasti akan masuk dalam kabinet pemerintahannya mendatang. Namun demikian, ia belum memastikan pos-pos kementerian yang akan diisi orang-orang tersebut.
"Sebagian (sudah ditentukan), tapi kan belum menentukan siapa di pos mana. Posturnya aja belum ketemu. Kalau urusan (nama-nama menteri) nantilah," ucap Jokowi.
‎
Terkait pertemuannya dengan Wakil Presiden terpilih Jusuf Kalla dan Ketua umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di Megamendung, Bogor, Jawa Barat, Jokowi mengatakan pertemuan tersebut hanya membahas situasi politik terkini. Antara lain masalah pembahasan RUU Pilkada dan strategi jelang pelantikan anggota DPR RI pada 1 Oktober mendatang.
"Kalau kabinet setelah itulah. Ini kita baru menentukan minggu-minggu ini jumlah kementeriannya berapa. Tapi (kalau ada usulan) bisa sajalah kalau ada usul-usul, kalau tiap partai mengusulkan nama. Gak masalah. Mau mengajukan 100 nama , 50 gak masalah," ucap Jokowi. ‎
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.