Sukses

Jokowi Diminta Tak Pilih Menteri yang 'Disusui' Mafia Migas

Sosok calon Menteri ESDM tidak boleh menggunakan jabatannya untuk kepentingan golongan tertentu.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden terpilih Joko Widodo mulai mempersiapkan susunan kabinet untuk pemerintahan 5 tahun mendatang. Pria yang akrab disapa Jokowi itu juga harus mewajibkan kepada kandidat menteri, khususnya yang nanti akan menduduki jabatan sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), memiliki komitmen dan integritas.
 
Mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Said Didu mengatakan, pentingnya memilih calon Menteri ESDM ‎yang benar-benar komit berkerja untuk negara.

"Jokowi harus memilih calon menteri yang bukanlah penikmat jabatan semata dan bukan yang menjadikan jabatannya sebagai sumber pendapatan kelompok tertentu," ujar Said di Jakarta, Rabu (3/9/2014).

Menurutnya, sosok calon Menteri ESDM tidak boleh menggunakan jabatannya untuk kepentingan golongan tertentu. Yang bersangkutan juga tidak boleh punya kepentingan terhadap mafia minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia.

"Apalagi jika orang (calon) itu punya hutang atau pernah 'disusui' oleh mafia migas," kata dia.

Bahkan, sekalipun nantinya ditemukan ada calon yang belum pernah bersinggungan dengan para mafia, maka dia harus tetap diwaspadai. Sebab, jangan sampai ketika dia sudah menjabat Menteri ESDM, dia malah menjadi boneka pihak lain untuk kepentingan para mafia.
‎
"Jangan sampai nantinya dia justru dijadikan boneka yang ditempatkan untuk melancarkan permainan para mafia tambang dan migas," ucap dia.

Said menyarankan agar Jokowi lebih berhati-hati dalam memilih calon Menteri ESDM. Jokowi diharuskan mempertimbangkan sejumlah hal, terutama melihat rekam jejak si calon.‎ ‎Karena bagi Said, calon Menteri ESDM harus memiliki kompetensi, integritas, dan keberanian, terutama dalam memberantas mafia-mafia migas di Tanah Air.

"Saya pikir calon Menteri ESDM itu harus memiliki kompetensi, integritas, dan keberanian. Yang lebih penting lagi, dia tidak pernah berurusan dengan para mafia-mafia. Jadi harus dilihat track recordnya," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini