Sukses

KPUD Dogiyai: Bupati Bilang, Kalau Pilih Prabowo Dapat Uang

Didimus pun langsung menuturkan pula uang di sini bukan berarti serangan fajar, melainkan realisasi dari janji kampanye Prabowo-Hatta.

Liputan6.com, Jakarta - Sidang gugatan hasil Pemilihan Presiden kembali digelar. Ketua KPUD Dogiyai, Papua, Didimus Dogomo, menjadi salah satu saksi yang dihadirkan.

Dalam kesaksiannya, Didimus mengaku mendapatkan intervensi saat menggelar pemilu dengan noken. Sistem noken adalah  suara diserahkan dan diwakilkan kepada ketua adat.

Didimus juga membantah pernyataan Koordinator saksi pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dari Kabupaten Dogiyai, Papua, Elvincent Dokomo bahwa bupati daerah tersebut diusir.

Bupati meninggalkan tempat lantaran masyarakat marah, karena bupati tersebut memberikan pernyataan yang mengarahkan ke pasangan tertentu.

"Kalau dikasih ke Prabowo, ada uang. Kalau tidak dikasih ke Prabowo, tidak ada uang. Akhirnya masyarakat marah, akhirnya bupati keluar," ungkap Didimus di Gedung MK, Jakarta, Rabu (13/8/2014).

Hakim MK Anwar Usman pun mengejar uang yang diungkapkan oleh Didimus. Didimus pun langsung menuturkan pula uang di sini bukan berarti serangan fajar, melainkan realisasi dari janji kampanye Prabowo-Hatta.

"Terkait dana hibah ke masyarakat dari APBN (bila Prabowo-Hatta keluar sebagai presiden dan wapres)," imbuhnya.

Sebelumnya, Koordinator saksi pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dari Kabupaten Dogiyai, Papua, Elvincent Dokomo, mengaku tertekan saat pelaksanaan Pemilu Presiden 2014. Ia menambahkan bupati di daerahnya diusir.

Vincent mengatakan, hasil rekapitulasi suara di tingkat KPU Dogiyai menunjukkan bahwa pasangan Prabowo-Hatta mendapat nol suara. Menurut Vincent, hal itu terjadi karena ada upaya curang yang diduga dilakukan oleh pihak KPUD Dogiyai. (Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.