Sukses

SBY: Pemimpin Indonesia Tidak Boleh Gila Perang

Di masa-masa akhir jabatannya, SBY berpesan kepada presiden yang akan menggantikannya.

Liputan6.com, Jakarta - Masa jabatan Presiden SBY tersisa sekitar 2 bulan lagi. Di masa-masa akhir jabatannya ini, SBY berpesan kepada presiden yang akan menggantikannya.

SBY menyatakan, jika suatu saat para pemimpin harus mengambil keputusan untuk menyatakan perang dengan negara lain, maka keputusan tersebut harus diambil secara cermat, berhati-hati, dan tidak boleh salah.

"Sekali menyatakan perang, maka para politisi dan anggota DPR akan mengetahui risiko dan konsekuensi yang ditimbulkan," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono seperti dikutip dari presidenri.go.id, Selasa (12/8/2014).

Sebelum mengambil keputusan untuk perang, lanjut SBY, para pemimpin harus mengingat jiwa, raga, dan nyawa para prajurit. "Pendapat SBY, pemimpin Indonesia tidak boleh gila perang. Tidak boleh pula mudah sekali mengambil keputusan untuk menyatakan perang," tegasnya.

Kepala Negara juga menganjurkan para pemimpin politik untuk sering datang ke taman makam pahlawan dan sesekali ke Markas Besar TNI di Cilangkap. Dengan datang ke tempat itu, mereka akan sadar keputusan politik dapat dipikirkan, bahwa ada 35 ribu prajurit TNI yang gugur dan ada monumennya.

"Keputusan politik untuk perang akan berisiko kehilangan putra putri bangsa. Perang adalah cara terakhir, kalau jalur diplomasi dan politik tidak bisa dilakukan. Perang tidak masalah demi kedaulatan NKRI," jelas SBY.

Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 menjelaskan bahwa negara melindungi bangsa dan segenap tumpah darah Indonesia. Amanah tersebut menjadi dasar Indonesia aktif melaksanakan ketertiban dunia, dengan mengirimkan perwakilannya di seluruh wilayah di dunia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.