Sukses

Survei LSI: Pemilih Prabowo dari Kalangan Muslim Hijrah ke Jokowi

Melorotnya ekektabilitas Prabowo-Hatta selepas keputusan KPU memenangkan Jokowi-JK disebabkan banyak faktor.

Liputan6.com, Jakarta - Melorotnya elektabilitas Prabowo-Hatta selepas keputusan KPU memenangkan Jokowi-JK disebabkan banyak faktor. Salah satunya pemilih kecewa dengan sikap Prabowo yang menolak dan menarik diri dari proses Pilpres 2014.

Selain itu, survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) juga mengungkap fakta lain. Pemilih beragama Islam yang semula memilih Prabowo saat pileg malah beralih mendukung Jokowi-JK setelah keputusan KPU.

"Dari survei yang kami lakukan, pemilih muslim yang memilih Prabowo tinggal 34,20%, sedangkan Jokowi naik jadi 52,17%. Sementara responden yang tidak menjawab 13,63%," kata peneliti LSI Ade Mulyana di kantornya, Jakarta, Kamis (7/8/2014).

Hal ini jauh berbeda dibanding dengan hasil exitpoll yang dilakukan LSI 9 Juli 2014 lalu. Hasil exitpoll LSI menunjukan pemilih muslim 52,01% mendukung Prabowo-Hatta, sedangkan 47,99% memilih Jokowi-JK.

"Pergeseran pendukung beragama muslim ini tentu sangat berpengaruh. Seperti diketahui, base pendukung muslim sangat besar. Sudah pasti, dukungan ke Jokowi-JK semakin besar," ujarnya.

Pergeseran pemilih muslim itu seakan menguatkan isu perpindahan parpol berbasis Islam di koalisi Merah Putih ke kubu Jokowi-JK. Kabar yang beredar, PPP dan PAN berniat berlabuh ke kapal kemenangan yang dibuat Jokowo-JK.

Tapi, kemungkinan itu tidak serta merta akan menguatkan niat para elite untuk berpindah. Sebab, antara elite partai dan konstituen cenderung berseberangan.

"Menarik partai Islam di kubu Prabowo tidak sesimpel itu. Elite biasanya membawa koalisi, visi misi, dan kepentingan take and give. Sedangkan konstituen tidak terkait hal itu," jelas peneliti LSI Adjie Alfaraby.

Adjie menjelaskan, hijrahnya parpol Islam di kubu Prabowo-Hatta tergantung dari elite partai. Para elite belum tentu mengikuti suara konstituen di tingkat bawah.

"Itu semua tergantung dari elit. Mau ikut kepentingan atau ikut suara dari tingkat bawah," tandas Adjie.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.