Sukses

Cegah Kisruh Pilpres 22 Juli, GKRI Serukan Prabowo-Jokowi Bertemu

Puluhan tokoh yang tergabung dalam Gerakan Kemenangan Rakyat Indonesia menggelar pertemuan di Jalan Sisingamangaraja.

Liputan6.com, Jakarta - Puluhan tokoh dari elemen agama, budayawan, dan ekonom yang tergabung dalam Gerakan Kemenangan Rakyat Indonesia menggelar pertemuan di Jalan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Para tokoh yang hadir, seperti ditayangan Liputan 6 Pagi SCTV, Jumat (18/7/2014), di antaranya adalah pendiri Partai Amanan Nasional (PAN) Abdillah Toha, budayawan Eros Djarot, Fikri Jufri, Azyumardi Azra, Emil Salim, Jenderal Purnawirawan Endartono Sutarto, Goenawan Muhammad, dan Romo Frans Magnis Suseno.

Pertemuan ini digelar menanggapi adanya kekhawatiran kekisruhan pada penetapan pemenang pilpres 22 Juli mendatang maupun pascanya.

Ada 4 poin yang dihasilkan dalam pertemuan tersebut, salah satunya adalah keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang nantinya harus bisa diterima kedua capres.

Selain itu, poin lain adalah mendesak pemerintah dan aparat keamanan untuk netral dan profesional dalam menjaga keamanan dan ketertiban umum.  

Sebelumnya survei hitung cepat pilpres 9 Juli lalu yang dilakukan sejumlah lembaga survei memunculkan 2 hasil berbeda. Sebagian ada yang memenangkan pasangan capres nomor urut 2 Jokowi-Jusuf Kalla (JK) dan sebagian lagi memenangkan pasangan capres nomor urut 1 Prabowo-Hatta.

Saling klaim kemenangan versi survei hitung cepat pun dilakukan pasangan capres Jokowi-JK disusul dengan pasangan capres Prabowo-Hatta.

Polemik ini pun berlanjut pada pelaporan ke polisi 8 lembaga survei yang memenangkan pasangan capres Jokowi-JK oleh Advokasi Indonesia Raya yang berafiliasi kepada pasangan capres Prabowo-Hatta. Namun hal ini ditampik pihak lembaga survei.

Di sisi lain, dewan etik Perhimpunan Survei Opini Publik Seluruh Indonesia (Persepi) juga telah memanggil lembaga survei, termasuk yang memenangkan Prabowo-Hatta untuk diaudit.

Puskaptis salah satunya lembaga survei yang menolak untuk di audit. Mereka menganggap audit harusnya dilaksanakan setelah KPU mengumumkan hasil pilpres pada 22 Juli mendatang. Sedang lembaga survei Jaringan Suara Indonesia (JSI) menyatakan mundur dari keanggotaan Persepi. (Riz)

Baca juga:

Demokrat Merapat ke Jokowi, Perseteruan SBY-Mega Berakhir?
Persepi: Quick Count Pasti Tinggalkan Jejak, Gampang Ditelusuri
Jokowi Bikin Gitaris Dewa Budjana Batal Golput