Sukses

Jelang Pilpres, TNI di DIY Siaga I

Bahkan, pengamanan di wilayah Yogyakarta dinyatakan sebagai siaga I.

Liputan6.com, Yogyakarta - Tentara Nasional Indonesia (TNI) menyiagakan 4.500 personel di wilayah Korem 072/Pamungkas Yogyakarta menjelang pencoblosan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 9 Juli 2014.

Komandan Korem (Danrem) 072/Pamungkas Yogyakarta Brigjen TNI MS Fadhilah menyatakan, penyiagaan ditunjukkan dengan patroli rutin personel menggunakan kendaraaan tempur bersenjata lengkap di seluruh wilayah Korem. Bahkan Korem menyebut pengamanan di wilayah Yogyakarta dengan pengamanan siaga satu.

"Hari ini dan nanti malam patroli bersenjata lengkap sudah kami lakukan sampai dengan sekitar 16 Juli mendatang," tegas Fadhilah di Makorem Yogyakarta, Minggu (6/7/2014).

Fadhilah menyebutkan siaga I dinilai tidak berlebihan. Pasalnya perkembangan situasi yang terjadi akhir-akhir ini, khususnya wilayah DIY yang tingkat kerawanannya cukup tinggi. Untuk itu patroli dan penyiagaan pasukan harus dilakukan. TNI juga sudah berkoordinasi dengan polisi untuk pengamanannya.

"Bentrok antarpendukung atau masuknya pihak ketiga tentu tidak ingin itu terjadi. Bentuk kerawanan itu bisa muncul sebelum, saat, dan pascapilpres. Terutama perhitungan dan pasca perhitungan suara," ujar Fadhilah.

Jenderal bintang satu ini meminta warga Yogyakarta agar tidak perlu takut dengan langkah patroli yang dilakukan TNI.

"Jangan diartikan sikap siaga kami ini untuk menghadapi kondisi perang. Tidak. Mohon dimengerti bahwa tidak ada maksud TNI untuk menakuti. Semua ini dilakukan untuk pencegahan, mudah-mudahan jika ada warga yang ingin mengganggu, dapat kami cegah niat jeleknya," ujar Fadhilah.

Sementara itu Ketua KPU DIY Hamdan Kurniawan mengaku senang dengan adanya bantuan keamanan dari TNI. Mengingat kondisi yang terjadi di DIY akhir-akhir ini dinilai berpotensi kembali menimbulkan gesekan antarmassa pendukung. Kondisi ini menjadi perhatian serius menjelang pencoblosan saat pilpres.

"Bantuan TNI ke KPU sangat diharapkan. Yang perlu diwaspadai adalah pascaperhitungan suara dan penetapan hasil. Ini yang rawan gesekan. Ini yang harus diantisipasi," tukas Hamdan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.