Sukses

Aktivis 98 Korban Penculikan Dukung Jokowi-JK

Raharja Waluya Jati mengatakan, ‎dukungan diberikan karena Jokowi-JK dianggap sebagai capres-cawapres yang tidak mempunyai dosa kejahatan.

Liputan6.com, Jakarta - Korban penculikan Mei 1998 menyatakan dukungannya untuk pasangan capres-cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla. Para korban orang hilang yang menyatakan dukungannya kepada pasangan Jokowi-JK itu merupakan para mantan aktivis Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang dibubarkan oleh pemerintahan Orde Baru.

Salah seorang aktivis, Raharja Waluya Jati mengatakan, ‎dukungan tersebut diberikan karena Jokowi-JK dianggap sebagai capres-cawapres yang tidak mempunyai dosa kejahatan HAM masa lalu. Dengan rekam jejak yang jelas, ia menganggap Jokowi-JK akan mampu mengatasi berbagai kasus orang hilang yang hingga saat ini tidak tuntas.

"‎‎Sudah cukup jelas kami menyerahkan penyelesaian kasus ini secara utuh. Penyerahan dukungan ini bukan berarti kami diam, pasif, kami dorong ini untuk selesai," kata Raharja di Menteng, Jakarta, Jumat, (4/7/2014).

Ia menganggap dengan rekam jejak tersebut, Jokowi dan JK akan dapat memenuhi harapan para keluarga orang hilang yang telah menanti kejelasan selama 16 tahun lamanya. Jokowi-JK dianggap mampu menyelesaikan kasus tersebut. Pertama dari profiling political leadership Jokowi yang dianggap mampu merangkul semua elemen masyarakat.

"Istilah popularnya, Jokowi bisa menjadi solidarity maker dan ini penting untuk selesaikan HAM di Indonesia. Di mana di dalam kasus itu ada unsur politik, hukum, dan historis, karena itu peran Jokowi untuk perekat elemen bangsa sangat penting," kata Raharja.‎

Selain Jokowi, ia juga menganggap JK sebagai sosok yang mempunyai rekam jejak yang cukup baik. Dengan pengalamannya meredam konflik di beberapa daerah seperti di Poso - Sulawesi Tengah dan Aceh, JK dianggap mampu menggunakan kemampuannya mengungkap kasus penculikan paksa para aktivis yang hingga saat ini belum ditemukan.

"JK punya pengalaman cukup besar mengatasi konflik. Karena itu, alasan kami memberikan dukungan dan kepercayaan untuk selesaikan masalah (penculikan 1998) ini," ucapnya.

Dia pun berharap, di bawah kepemimpinan Jokowi-JK, pemerintah dapat menggelar pengadilan ad hoc. Sebagai bentuk dukungan dan harapan kepada pasangan nomor urut 2 itu, para aktivis 98 yang terdiri dari Mugiyanto, Raharja Waluya Jati, Faisol Reza, Nezar Patria, dan Aan Rusdianto itu akan memberikan surat terbuka kepada Jokowi-JK.

"Tentu saja kami tidak akan serahkan (dukungan) kepada pihak yang menjadi bagian. Tidak mungkin kita sampaikan ini ke Prabowo, karena kami ingin kasus ini secara tuntas," tegas Raharja. (Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini