Sukses

Fahri Sebut Jokowi Sinting, JK: Hargai Santri

JK menilai jika 1 Muharam dijadikan hari nasional, hal itu tidak akan menimbulkan polemik dan menambah hari libur.

Liputan6.com, Jakarta - Cawapres nomor urut 2 Jusuf Kalla (JK) ikut buka suara soal kicauan Fahri Hamzah yang menyebut capres Joko Widodo 'sinting' lantaran rencananya menjadikan 1 Muharam sebagai Hari Santri Nasional.

Menurut JK, Fahri yang juga politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu tidak paham soal santri. Caleg terpilih untuk kursi DPR pada Pileg 2014 itu juga dinilainya tidak tahu andil santri pada kemajuan bangsa.

"Dihargai santri itu karena sebagai bagian yang telah memberi andil bagi bangsa," kata JK di Gedung Komisi Pemilihan Umum, Jakarta, Selasa (1/7/2014).

Bahkan lebih jauh JK menilai, jika 1 Muharam dijadikan hari nasional, hal tersebut sebenarnya tidak akan menimbulkan masalah.

"Kan tidak menambah hari libur. Sama dengan hari-hari yang lain," ucap Wakil Presiden RI periode 2004-2009 itu.

Sementara Jokowi saat diminta tanggapannya untuk hal yang sama terlihat enggan menanggapi kicauan Fahri. Jokowi berjalan cepat dan tak menghiraukan pertanyaan awak media yang terus mengejarnya di pintu keluar Gedung KPU.

Alasan Fahri

Fahri melalui akun Twitter pribadinya @Fahrihamzah mengkritik dengan keras rencana Jokowi untuk menjadikan 1 Muharam sebagai Hari Santri Nasional. Kicauan itu dibuat pada 27 Juni lalu.

"Jokowi janji 1 Muharram hari Santri. Demi dia terpilih, 360 hari akan dijanjikan ke semua orang. Sinting!" tulis Fahri.

Celoteh Fahri di dunia maya itu telah dilaporkan pihak Jokowi-JK ke Bawaslu. Ia dinilai melanggar Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilu Presiden (Pilpres) Pasal 41 ayat 1 huruf C bahwa pelaksana, peserta, dan petugas kampanye dilarang menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan calon lain.

Fahri beralasan kicauannya itu ia lontarkan karena seringnya Jokowi umbar janji. "Saat jadi Gubernur DKI selama kampanye ada hampir 100 janji. Selama kampanye Pilpres juga hampir 100," kata Fahri dalam pesan tertulisnya di Jakarta.

Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang juga anggota tim sukses pemenangan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa ini mengatakan, apa yang dia tulis dalam media sosial Twitter pada 27 Juni lalu hanya sebagai pengingat untuk calon presiden Joko Widodo.

"Iyalah. (Umbar janji) ini kan sudah sering diulang," sebut Fahri yang juga anggota Komisi III DPR ini. (Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini