Sukses

Pengakuan Petugas Bawaslu yang Diusir dari Rumah Amien Rais

Awalnya, petugas Bawaslu diterima dengan baik. Perlakuan tak mengenakkan diterima keduanya setelah diketahui bawa surat klarifikasi.

Liputan6.com, Yogyakarta - Dua staf pelaksana teknis Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Daerah Istimewa Yogyakarta, Syariful dan Ahmad Amri mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan saat akan menyerahkan surat pemanggilan Bawaslu kepada Amien Rais.

Surat pemanggilan klarifikasi kepada Amien Rais ini terkait adanya dugaan pelanggaran pemilu saat acara zikir dan pengajian yang digelar di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Rabu malam 26 Juni 2014 malam.

Syariful menceritakan dirinya awalnya mengirimkan surat ke rumah Ketua Dewan Pembina Partai Amanat Nasional itu di Jalan Pandean Sawit Sari, Condong Catur, Sleman. Dirinya bersama Amri diterima oleh 3 o rang, 2 laki-laki dan 1 perempuan. Ia menyebut dua laki-laki ini mirip dengan Amien Rais dan Hanafi Rais. Namun ia tidak mengetahui pasti siapa perempuan yang ikut menyambutnya [baca juga: Antarkan Surat, Staf Bawaslu Diusir dari Rumah Amien Rais].

"Di kediaman Amien Rais kita ada beberapa orang di depan rumahnya. Tiga orang di depan rumahnya. Cowok dua dan satu perempuan yang cewek agak tua dan cowok agak muda. Saya ditanya dari mana. Saya ngomong dari Bawaslu kasih undangan klarifikasi. Cowok wajahnya miriplah agak kecil gendut, putih dan ngomongnya juga nggak enak," ujar Syariful di Kantor Bawaslu DIY, Sabtu (28/6/2014).

Syariful melanjutkan setelah masuk di area rumahnya, dirinya lalu duduk di tempat duduk di kediaman Ketua Dewan Penasihat Tim Pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa tersebut.

Namun ketika akan duduk Syariful diminta pergi dari tempat duduk itu oleh orang yang diperkirakan adik dari Hanafi Rais. Setelah diusir, ia lalu pindah duduk di atas jok sepeda motor. Namun di jok motor ini pun dirinya juga kembali diusir oleh orang yang mirip mantan Ketua MPR tersebut. Bahkan dia diusir untuk pergi dari rumah tersebut.

"Setelah selesai ngasihkan (surat), dari samping ada yang ngomong nggak enak juga. Saya kira itu tempat duduk umum saya diusir. Jangan duduk di situ itu tempat duduk saya. Lalu saya duduk di jok motor saya diusir lagi. Mas jangan di situ parkirnya. Ini tanah saya. Ya sudah saya pergi. Dia ngomong lagi sana parkirnya di luar," ujar Syariful.

Sementara Amri, staf Bawaslu DIY lainnya mengatakan hal yang serupa. Menurut Amri, awalnya mereka diterima dengan baik oleh keluarga Amien Rais. Namun setelah mengetahui mereka membawa surat klarifikasi dari Bawaslu tersebut perlakuan mereka lalu berubah. Perlakuan yang awalnya baik-baik saja lalu berubah menjadi tidak mengenakkan.

"Awalnya kita ditanya. Ya saya jawab cuma mau ngirim surat aja. Oh, paling undangan pengajian kata adiknya Hanafi Rais. Terus dia nanya lagi. Dari mana mas. Lalu saya jawab dari Bawaslu. Sini saya ambil kata adiknya. Lalu dibuka suratnya. Wooo, ini klarifikasi toh. Habis itu dia marah-marah. Awal kita datang enjoy aja setelah tahu dari Bawaslu suratnya klarifikasi dia marah-marah," ujar Amri.

Amri mendapat perlakuan tersebut pada hari Jumat 27 Juni 2014 sekitar pukul 14.00 WIB. Ia menjelaskan dirinya mendapat perlakuan yang tidak mengenakkan tersebut sekitar 30 menit.

"Saat duduk saya diusir, 'Ini tempat duduk saya, sana pergi!' Lalu saya pergi ke motor. Lalu dia bilang, 'Lho ini tanah saya. Ngapain situ. Pergi sana depan sana!'" ujar Amri. (Riz)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini