Sukses

Hendak Dilengserkan, SDA: Saya 1.000% Benar, Salah Saya di Mana?

"Saya 1.000 persen benar, salah saya di mana?" ujar Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali menanggapi wacana pelengseran dirinya.

Liputan6.com, Jakarta - Konflik internal di tubuh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kian panas. Dalam beberapa hari terakhir, sebagian kader menilai Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali melanggar konstitusi partai karena menghadiri kampanye partai lain. Wakil Ketua Umum PPP Emron Pangkapi pun memunculkan wacana melengserkan SDA.

Menanggapi wacana pelengseran tersebut, Suryadharma malah balik menantang Emron. "Saya 1.000% benar, salah saya di mana?" ujar Ketua Umum DPP PPP yang juga Menteri Agama itu kepada Liputan6.com di Kementerian Agama, Jakarta, Selasa (15/4/2014).

"Sekarang pemakzulan (pelengseran) memang diperbolehkan, tapi harus diikuti AD ART-nya (anggaran dasar dan anggaran partai). Nggak dilarang itu, aturannya ya lewat muktamar luar biasa. Jangan andai-andai jadinya, bisa nggak muktamar luar biasa (muktalub) diwujudkan," tukas Suryadharma.

Menurut Suryadharma, bila Emron melengserkan dirinya tanpa melalui proses yang tepat, maka terjadi makar. Dengan demikian, lanjut Suryadharma, partai berlambang Kabah itu terpecah karena sekelompok elite.

Atas tindakan Emron, Suryadharma pun juga sedang menimbang memberi sanksi atau tidak. "Soal sanksi, saya masih pikir-pikir dulu," ucap Suryadharma.

Lebih jauh Suryadharma mengatakan, kedatangan dirinya ke kampanye Gerindra adalah suatu budaya politik yang baik. Hal itu juga tak masuk akal ketika dikaitkan dengan tidak tercapainya target perolehan suara PPP.

"Pertanyaan saya parpol mana yang perolehan suara sesuai target? Nggak ada kan? Jadi yang mereka katakan itu debatable. PPP bawa berkah dong (ke Gerindra), tapi target Gerindra itu 23 persen, tercapai 11. PPP target 12 persen tercapai 7, selisih 5 persen kalau 'dimakan' Gerindra artinya mereka harusnya dapat 28 persen. Itu kalau saling makan, tapi kan tidak. Logikanya nggak ketemu," papar Suryadharma. (Raden Trimutia Hatta)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini