Sukses

Jadi Jurkam PDIP, Jokowi Sosialisasi Capres?

Pengamat Psikologi Politik Hamdi Muluk menduga, pengangkatan Jokowi sebagai jurkam sebagai upaya PDIP menggelumbangkan suara.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menjadikan Joko Widodo (Jokowi) sebagai tim inti juru kampanye nasional. Keterlibatan Jokowi ini dinilai lantaran PDIP tidak pecaya diri alias pede, dapat mendulang perolehan suara dalam Pileg 2014 mendatang.

"Sekarang Jokowi lagi top-topnya, PDIP berpikir rasional rugi kalau tak memanfaatkan pesona Jokowi. Nama Jokowi lebih dahsyat dari Mega untuk kampanye PDIP," kata Pengamat Psikologi Politik Universitas Indonesia Hamdi Muluk dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (3/3/2014).

Hamdi menjelaskan, juru kampanye memang merupakan strategi seseorang membujuk atau merayu orang. Dalam ilmu psikologi, merayu dan mempengaruhi orang agar dapat memilih partai secara positif. Karena itu bagi Megawati sangat realistis.

"Jurkam memang penting, cari siapa, orang paling populer, orang yang disenangi orang. Dia (Mega) realistis, Jokowi lebih dahsyat darinya," jelasnya.

Hamdi juga menduga, selain dijadikanya Jokowi sebagai jurkam nasional PDIP dalam kontek pileg, juga sekaligus  menyosialisasikan figur Jokowi menjadi capres. Hal itu juga patut diduga sebagai upaya PDIP menggelumbangkan suara.

"Tapi jika ternyata setelah pileg PDIP tidak mencapreskan Jokowi, ia hanya diperalat sebagai votegetter (pendulang suara)," terang Hamdi.

Begitu juga bila PDIP ternyata mencapreskan Megawati, kemungkinan lain publik akan berbalik ke partai lain.
"Andaikan ternyata capresnya Megawati, kemungkinan orang atau pemilih bisa berbalik ke partai lain. Risikonya bisa fatal, jika ternyata tiket capres diambil Megawati," tukas Hamdi. (Raden Trimutia Hatta)

Baca juga:

Pengamat: Ahok Ikut Blusukan Sinyal Gantikan Jokowi Bikin Heboh

Jokowi Dinilai Sebagai Pemimpin Serba Nanggung

Pengamat Nilai Masyarakat Telah `Terninabobokan` Figur Jokowi

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.