Sukses

Sukses Pemilu 2014: Sukses Partisipasi Politik Masyarakat

Tinggal menghitung waktu untuk memilih anggota DPR pada 9 April 2014 nanti dan 9 Juli 2014 untuk memilih Presiden dan wakilnya.

Citizen6, Jakarta: Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 sudah di depan mata. Tinggal menghitung waktu untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada 9 April 2014 nanti dan 9 Juli 2014 untuk memilih Presiden dan wakilnya.

Waktu 4 bulan ke depan, yaitu April 2014 akan menjadi titik balik untuk menilai bagaimana kualitas demokrasi Indonesia ke depannya. Seperti kita ketahui bersama, tahun 2014 ini merupakan tahun politik, dimana Pemilu 2014 ini diyakini menjadi masa regenerasi dan rekrutmen kepemimpinan nasional. Untuk itu sangat penting bagi semua pihak agar mensukseskan pemilu 2014, dengan mengoptimalkan peran partisipasi politik masyarakat secara sadar dan sehat.

Negara yang maju salah satu parameternya adalah kualitas demokrasi, karena dengan baik dan sehatnya demokrasi suatu negara, maka akan dilahirkan pemimpin-pemimpin yang berkarakter dan mampu mengayomi serta mensejahterakan rakyatnya. Hal ini dikarenakan pemimpin tersebut lahir dari proses demokrasi yang sehat danbaik, sesuai dengan keinginan rakyat yang dipimpinnya. Untuk itu kita perlu menyadarkan semua pihak, khususnya diri kita sendiri untuk mensukseskan pemilu 2014 secara berkualitas, dengan dukungan partisipasi yang berkualitas, media yang berkualitas dan penyelenggara yang berkualitas. Dengan harapan melahirkan pemimpin dan wakil rakyat yang berkualitas.

Salah satu cara untuk mensukseskan pemilu 2014 adalah dengan tidak Golput alias menggunakan suara yang dimiliki dengan sebaik-baiknya demi terpilihnya pemimpin bangsa ini yang peduli terhadap kesejahteraan masyarakat. Seperti ditegaskan Ketua KPU Pusat, Husni Kamil Manik, yang menghimbau agar masyarakat untuk tidak Golput dan menggunakan hak suaranya dengan sebaik-baiknya guna memilih anggota DPR RI danPresiden, demi terciptanya negara yang kuat dan sehat.

Husni juga menekankan kepada para pemilih pemula, khususnya bagi para pemuda Indonesia untuk benar-benar menggunakan hak pilihnya, jangan sampai tidak, karena masa depan bangsa dan negara ini berada di pundak para generasi muda Indonesia.

"Kami mengajak kaum muda untuk tidak golput padaPemilu 2014. Jangan menghindar daripemilu. Kita harus memiliki spirit untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik. Mekanisme yang konstitusional ya melalui Pemilu," imbau Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Husni Kamil Manik.

Selama ini, lanjut dia, kaum muda yang jumlahnya rata-rata mencapai 30 persen dari jumlah pemilih menjadi penyumbang utama penurunan partisipasi pemilih. Padahal dalam konteks pendidikan, kesehatan, dan akses, anak mudalah yang paling memungkinkan untuk menggunakan hak suaranya menuju tempat pemungutan suara (TPS).

Husni berharap gerakan kaum muda dan mahasiswa ikut membantu menyampaikan gagasan tentang strategi yang fektif untuk mendekati pemilih muda yang di dalamnya termasuk pemilih pemula.

"Kami sangat terbuka dengan kritikan dan gagasan dari para kaum muda untuk bersama-sama meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemilu," ujar Husni.

Kesuksesan pemilu 2014 tidak hanya menjadi beban dan tanggungjawab generasi mudanya saja, semua komponen memiliki tanggungjawab penuh terhadap kesuksesan pemilu 2014. Mulai dari masyarakat, penyelenggara Pemilu yaitu KPU, pemerintah sebagai penyedia regulasi dan anggaran, serta yang tidak kalahpenting adalah peranan media massa atau pers.

Peran media untuk mensukseskan pemilu 2014 sangatlah besar, mengingat pers pada posisi yang sangat penting dewasa ini dalam menciptakan suasana yang kondusif. Seperti apa yang disampaikan oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), yang menyatakan institusi media harus netral, independen danmengedepankan kepentingan bersama, dalam kaitannya dengan agenda suksesi kepemimpinan nasional.

"Terlebih untuk media televisi yang dalam praktiknya menggunakan gelombang elektromagnetik sebagai kekayaan publik yang semestinya digunakan untuksebesar-besarnya kepentingan publik," kata PWI dalam keterangan tertulisnya mengenai sikap organisasi ini menyangkut persoalan pers dan bangsa.

Untuk menegaskan posisi danperan media massa dalam pemilu, PWI menyampaikan sikapnya menyangkut peran media massa, yaitu:

Pertama, pers harus memberikan pendampingan kepada masyarakat dan menyediakan informasi serta wacana yang dibutuhkan masyarakat untuk mengenali kelebihan dan kekurangan para calon anggota legislatif, calon presiden atau wakil presiden, calon anggota DPD, dan calon pemimpi daerah. Namun dengan tetap memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menentukan sendiri pilihan politiknya.
 
Kedua, pers harus membantu penyelenggara pemilu dalam melakukan sosialisasi tahap dan tata cara pemilu, karena sebagai mana telah terbukti, media massa adalah saluran komunikasi dan informasi utama di Indonesia.

Ketiga, pers harus berhati-hati agar media tidak terseret ke dalam konflik atau persaingan politik antar kontestan pemilu. Media harus menghindari peran "intensivier of conflict", peran mengintensifkan dan memperbesar skala konflik melalui pemberitaan bombastis dan provokatif.

Keempat, media harus dapat menahan diri dan tahu batas dalam mengampanyekan para pemiliknya yang terjun ke politik praktis."Pemaksaan penggunaan media sebagai instrumen politik bagi para pemiliknya akan berdampak negatif bagi nama media tersebut di mata masyarakat dan pengiklan."

Kelima, pers Indonesia harus dapat mengawal proses penyelenggaraan suksesi kepemimpinan nasional 2014 berdasarkan UU Pers No. 40 tahun 1999 dan Kode Etik Jurnalistik. "Besar harapan masyarakat agar pers Indonesia dapat menjadi wasit yang adil dan proporsional, dan tidak justru menjadi 'pemain' dalam proses pemilu yang berlangsung".

Keenam, pers Indonesia harus terus-menerus menguatkan komitmen dalam membantu upaya memerangikorupsi."Hal ini dilakukan dengan terus-menerus memberitakan kasus-kasus korupsi, melakukan indepth reporting atau jurnalis menginvestigatif, tanpa mengesampoingkan asas praduga tak bersalah, prinsip akurasi, dan keberimbangan berita."

Dengan upaya kesadaran para politisi kita dan semua tokoh yang terlibat langsung dan tidak langsung padapemilu 2014, serta peran serta media massa dalam menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif sebagai pilar penyangga demokrasi, kita berharap dan yakin hasil pesta demokrasi pada Pemilu 2014 akan menghasilkan pemimpin-pemimpin yang berkualitas dan mampu memajukan Indonesia, serta mampu mensejahterakan semua rakyat Indonesia. (mar)

Penulis
Dharma A Yudha (Penulis adalah Alumnus Pascasarjana Tannas UI, Pemerhati dan Peneliti Masalah Ketahanan sipil_
Jakarta, dharma_anaxxx@ymail.com

Baca juga:
Polemik KPK dan Anas
Meramal Pemilu 2014 dengan Survei
Perkembangan Lingkungan Strategis Global dan Regional


Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atauopini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com

Mulai 7 Januari sampai 17 Januari 2014 Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan tema "Warga Mengadu". Ada hadiah dari Liputan6.com dan Dyslexis Cloth bagi 6 artikel terpilih. Caranya bisa disimak di sini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini