Sukses

Capres 2014 Dilarang `Pamer` Kemiskinan Rakyat Indonesia

Capres 2014 dilarang mengulang kesalahan pemerintahan saat ini yang terkesan memamerkan kemiskinan rakyat dengan pembagian BLSM.

Potret kemiskinan rakyat Indonesia terus terlihat. Salah satunya terlihat pada antrean warga yang mengular untuk mengambil dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat yang diberikan sebagai kompensasi kenaikan harga BBM bersubsidi.

Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti berharap, calon presiden yang kan bertarung dalam Pemilu 2014 tidak mengulangi kesalahan pemerintahan saat ini yang terkesan memamerkan potret kemiskinan Indonesia.

"Capres yang akan datang tidak boleh mengulangi lagi keburukan pemerintahan saat ini yang memamerkan kemiskinan rakyat Indonesia melalui pemberian BLSM," kata Ray di Jakarta Selatan, Minggu (7/7/2013).

Sementara, Ketua Koalisi Anti Utang (KAU) Dani Setiawan mengatakan, kemiskinan di Indonesia terjadi akibat kebijakan ekonomi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang telah diarahkan untuk membuka masuknya produk-produk dari negara lain, seperti pangan, barang-barang manufaktur, atau bahan baku industri.

"Di sektor pangan misalnya, telah terjadi peningkatan nilai impor yang sangat signifikan yakni dari US$ 8,4 miliar pada 2009 meningkat lebih dari 2 kali lipat menjadi US$ 17,2 miliar pada 2012," tutur Dani.

Selain menggerus cadangan devisa, Dani menambahkan, kebijakan impor pangan berdampak terhadap kesejahteraan petani dan nelayan Indonesia yang produknya kalah bersaing dengan produk impor yang harganya jauh lebih murah.

"Demikian halnya dalam hal kebijakan penguasaan sumber daya alam kepada pemodal asing. Sebagaimana dilihat dari masih kuatnya dominasi modal asing untuk menguasai kekayaan alam strategis bagi bangsa Indonesia seperti minyak, gas, batubara, nikel, emas, tembaga, timah dan sektor strategis lain seperti perkebunan, perikanan dan pertanian," ujar Dani. (Eks/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini