Sukses

SBY: Keterlaluan Jika Menuduh Saya

Presiden SBY mengungkap adanya upaya pihak tertentu untuk menggagalkan Jokowi dilantik sebagai Presiden ke-7 RI.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden SBY mengungkap adanya upaya pihak tertentu untuk menggagalkan Jokowi dilantik sebagai Presiden ke-7 RI. Bahkan, SBY dirumorkan dapat memanfaatkan kondisi itu untuk memperpanjang masa jabatannya.

SBY pun dengan tegas menyatakan hal itu sebagai rumor yang menyesatkan. "Keterlaluan jika menuduh saya ingin memperpanjang masa jabatan saya. Apapun, jabatan saya berakhir 20 Oktober 2014 mendatang. *SBY*," tegas SBY di akun twitternya, @SBYudhoyono, Jumat (10/10/2014).

Konstitusi, jelas dia, telah menetapkan seorang Presiden hanya dapat menjabat selama 2 periode. SBY pun menyatakan sebagai pihak yang ikut memperjuangkan ketentuan itu di awal reformasi.

"Tidak ada niat utk memperpanjang jabatan saya sbg Presiden. Satu hari pun tidak. 10 tahun sudah sangat cukup & saya syukuri. *SBY*," kata SBY.

SBY pun mengajak seluruh tokoh masyarakat dan elite politik untuk menjaga stabilitas politik Indonesia. "Mari ukir sejarah baru dgn dukung Presiden terpilih @jokowi_do2 demi kepentingan bangsa. *SBY*," tutup SBY.

Sebelumnya, SBY mengaku dapat informasi adanya rumor aneh terkait pelantikan Jokowi sebagai Presiden ke-7 RI. Rumor itu adalah: MPR akan menjegal Jokowi agar tidak bisa dilantik menjadi presiden.

"Diisukan bhw MPR tidak akan melantik Presiden terpilih @jokowi_do2 dgn cara dibuat tidak "kuorum". Jadi tidak memenuhi syarat. *SBY*," ungkap SBY.

Lebih lanjut diisukan, sambung SBY, dengan tidak dilantiknya Jokowi sebagai presiden, maka SBY bisa memperpanjang masa jabatannya sebagai presiden. "Isu begini keterlaluan. Saya menyesalkan jika politik kita jadinya seperti ini. Sungguh tidak mencerdaskan & tidak bertanggung jawab. *SBY*," tegas dia.

SBY berpendapat, kini Presiden dipilih langsung oleh rakyat, bukan oleh MPR. MPR tidak berhak membuat tidak sahnya Presiden terpilih. (Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.