Sukses

Setya Novanto Ketua DPR, KMP Dinilai Tak Komit Anti-Korupsi

ICW menilai Koalisi Merah Putih (KMP) tidak mempertimbangkan rekam jejak pimpinan DPR yang baik.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia Corruption Watch menilai Koalisi Merah Putih (KMP) tak berkomitmen menegakkan semangat anti-korupsi. Hal ini, menurut peneliti ICW bidang politik, Abdullah Dahlan tercermin lewat dukungan kepada paket Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Menurut Abdullah, KMP tidak mempertimbangkan rekam jejak pimpinan DPR yang baik, terutama setelah Setya Novanto, dinobatkan menjadi Ketua DPR RI periode 2014-2019.

"Jelas pada rapat (paripurna) fraksi mendukung paket pimpinan tersebut. Ini jelas koalisi menapikkan rekam jejak pimpinan yang baik. Jika fraksi mendukung aspek-aspek itu (semangat anti korupsi), tidak mungkin ikut memberikan dukungan politiknya," ujar Abdullah di Jakarta, Kamis (2/10/2014).

Abdullah kembali menegaskan bahwa KMP tak menghiraukan kasus-kasus dugaan korupsi yang melekat pada Setya Novanto. Dia pun menuding KMP tidak konsisten dalam memberantas kasus korupsi.

"KMP menampikan kriteria (pimpinan) terutama persoalan kasus-kasus korupsi harusnya kalau konsisten menegakan pemberantasan korupsi, tentu memilih figur yang tak punya beban. Jelas ini membuat publik semakin distrust (tidak percaya) yang seharusnya dijawab oleh anggota DPR baru itu," terang Abdullah.

Berikut menurut ICW, partai anggota KMP dan korupsi yang ditangani oleh KPK:

1. PPP: Penyelenggaraan Haji di Kementerian Agama
2. Demokrat: SKK Migas, Proyek Hambalang
3. PAN; Pengadaan Kereta Api dari Jepang
4. Golkar: Proyek PON di Riau, Pengadaan proyek simulator, Pengadaan Alquran, Proyek e-KTP
5. PKS: Suap impor daging impor, pengadaan benih kopi di Kementerian Pertanian
6. Gerindra: Pengaddan proyek simulator.

Setya sendiri tak mempersoalkan pihak-pihak yang merasa keberatan dengan terpilihnya dia sebagai ketua DPR. Bendahara Umum Partai Golkar itu menerima semua kritikan yang ditujukan untuknya.

"Ya, nggak masalah kan kalau dikritik-kritik begitu. Kita harus menerima segala kritikan baik dan buruk," kata Setya di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (3/10/2014).

Ia mengatakan, semua kritikan yang ia terima akan menjadi bahan pembelajaran untuk selalu mengevaluasi kinerjanya, baik secara pribadi maupun lembaga.

"Tentu semua kritikan ini akan menjadi suatu evaluasi untuk menjadikan suatu yang baik. Kalau memang ada suatu kelemahan-kelemahan terhadap pimpinan ya kita perbaiki untuk kinerja kita," ujar Setya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.