Sukses

Gerindra: Rencana Pembekuan Petral Jangan untuk Skenario Politik

Di semua negara terkait minyak pasti ada saja yang 'bermain' yang biasa disebut mafia minyak.

Liputan6.com, Jakarta - Tim Transisi Jokowi-JK meyakini anak usaha PT Pertamina (persero) Pertamina Energy Trading Limited atau Petral sebagai salah satu sumber masalah energi di Indonesia. Untuk itu Tim Transisi mengusulkan wacana pembekuan Petral kepada Jokowi.

Hal tersebut pun mendapat apresiasi Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani. Ia sebagai anggota DPR bahkan mendukung jika usulan tersebut dilakukan untuk memangkas beban negara, namun dengan catatan tidak menimbulkan beban baru.

"Boleh, saya setuju dibubarkan kalau itu menimbulkan biaya ekonomi baru (beban) memang perlu dibubarkan, kalau itu dianggap innovation langsung bubarkan saja. Tapi tidak boleh menimbulkan beban ekonomi baru, yang akibatnya menjadi beban lagi buat negara," kata Muzani di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Jumat (26/9/2014).

Namun demikian, Anggota Komisi I DPR itu tetap menyarankan pihak Jokowi untuk lebih mematangkan kajiannya atas rencana pembekuan Petral tersebut. Karena menurutnya, di semua negara terkait minyak pasti ada saja yang 'bermain' yang biasa disebut mafia minyak.

"Di seluruh dunia ini perminyakan tidak ada tanpa mafia, tapi jangan membubarkan mafia lama tapi menimbulkan masuknya mafia baru. Cari cara yang lebih efektif dulu kalau akhirnya nanti menghilangkan (Petral) tapi menimbulkan beban yang baru," ujar dia.

Maka dari itu, Muzani berharap, agar pihak Jokowi tidak terlalu tergesa-gesa membekukan Petral atau tidak. Ia menambahkan, jangan sampai isu tersebut hanya dibuat untuk skenario politik saja di mana saat ini ada wacana pemerintahan baru akan menaikkan harga BBM bersubsidi.

"Nah itu jangan sampai isu ini hanya dipakai untuk menumbuhkan skenario baru, atau jangan-jangan mafianya itu-itu juga masuk dari kantong kanan pindah ke kantong kiri," tandas Muzani. (Ado)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.