Sukses

Alasan Tim Transisi Tunjuk Ari Soemarno Pimpin Anti-Mafia Migas

Ari Soemarno, kakak dari Ketua Tim Transisi Jokowi-JK, Rini Soemarno menduduki jabatan Ketua Pokja Energi dan Anti-Mafia Migas.

Liputan6.com, Jakarta - Ari Soemarno, kakak dari Ketua Tim Transisi Jokowi-JK, Rini Soemarno menduduki jabatan Ketua Pokja Energi dan Anti-Mafia Migas di Tim Transisi. Penunjukkan itu dilatarbelakangi pengalaman Ari Soemarno sebagai mantan Dirut Pertamina.

"Karena dia sangat memahami persoalan itu (energi dan mafia Migas) makanya dia ditunjuk sebagai Ketua Pokja," kata Rini Soemarno, di Jakarta, Selasa (23/9/2014).

Rini tidak bicara banyak mengenai alasan konkret penunjukkan kakaknya tersebut. Ia langsung masuk ke dalam mobil, meninggalkan Kantor Transisi.

Namun, ia mengatakan penunjukkan Ari sudah jauh-jauh hari dilakukan. Melihat rekam jejaknya di dunia energi, pria tersebut dinilai pantas. "Sudah lama penunjukkannya itu," tegas Rini.

Kontroversial

Penunjukan Ari Soemarno mendapat penolakan. Bahkan Jokowi dinilai mulai terpengaruh partai.

"Jokowi justru banyak terpengaruh partainya, seperti menunjuk Ari Soemarno jadi Ketua Pokja Anti-Mafia Migas. Jokowi mulai dikuasai oleh parpol," ujar Direktur LIMA Ray Rangkuti.

Dengan langkah ini Ray menilai Jokowi tidak memiliki keseriusan untuk membenahi sektor migas. "Kesan kami, tidak ada kesungguhan dari pihak Jokowi untuk melaksanakan apa yang dijanjikan dengan penunjukan Ari Soemarno," tambah dia.

Ray menuturkan, Jokowi perlu fokus dalam masa-masa transisi pemerintahan ini. Ia juga meminta agar mantan Walikota Solo itu segera berhenti dari jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta.

"Beliau juga harus segera berhenti jadi kepala daerah karena permasalahan DKI juga kompleks. Jadinya ia tidak fokus," tutur Ray.

Dia juga melihat Jokowi saat ini mulai dikendalikan oleh partai sehingga tak lagi mandiri dalam mengambil keputusan. "Artinya, semakin Jokowi ditarik oleh partai maka semakin tipis ada gerakan fundamental dari Jokowi," tandas Ray.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.