Sukses

Effendi: Kongres PDIP 2015, Jokowi Konsentrasi Jadi Presiden Saja

Menurut Effendi, peluang Mega untuk terpilih sebagai ketum PDIP masih sangat besar. Sedangkan Jokowi sebaiknya konsentrasi jadi presiden.

Liputan6.com, Jakarta - Karier Joko Widodo atau Jokowi di bidang eksekutif terbilang mulus, mulai dari Walikota Solo terus ke Gubernur DKI Jakarta, dan pada akhirnya menjadi Presiden ke-7 RI. Namun untuk karier di partai politik lain cerita.

Setelah Pilpres 2014, beberapa partai politik juga akan menggelar pemilihan ketua umum, termasuk Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). AD/ART partai berlambang banteng moncong putih itu menempatkan tahun 2015 sebagai waktu tempat pemilihan ketua umum baru.

"Kita kongres 2015, nggak tahu apakah dipercepat atau sesuai periodenya. Sebelum kongres, ada rakornas (rapat kerja nasional). Rakornas akhir minggu September," kata Ketua DPP PDIP Effendi Simbolon kepada Liputan6.com di Jakarta, Sabtu (30/8/2014).

Sampai saat ini Ketua Umum PDIP dijabat putri mendiang Presiden pertama RI Soekarno, yaitu Megawati Soekarnoputri. Trah salah satu proklamator Indonesia itu sangat penting di PDIP. Tampaknya, partai tersebut juga belum mau melepas pucuk pimpinan pada orang yang bukan trah langsung dari Soekarno, meski orang tersebut adalah kader emasnya, Jokowi. Benarkah?

"Saya rasa nggak lah, biar Pak Jokowi konsentrasi jadi presiden saja. Kalau dia urus presiden dengan baik 5-10 tahun jadi fokus utama. Kita sebagai partai pengusung bekerja secara sinergi saja," tegas Effendi.

Anggota Komisi VII DPR itu menjelaskan dalam AD/ART partai tak ada batasan seseorang menjadi ketua umum partai. Karena itu peluang Megawati mempertahankan posisinya sangat kuat.

"Kalau saya ingin Ibu (Mega) sampai seterusnya. Nggak ada pembatasan. Peluang Bu Mega sangat besar," imbuh dia.

"Tapi di tataran pimpinan DPP sampai anak ranting banyak lapisan kaum muda," lanjut Effendi.

Effendi pun mengatakan ada 3 calon ketum PDIP mendatang. Siapa saja mereka?

"Calonnya ada 3. Pertama Bu Mega. Kedua...Bu Mega lagi. Ketiga, ya Bu Mega lagi. Seperti itulah keluarga besar PDIP," tutur Effendi.

"Kalau di PDIP sifatnya gotong-royong dan keluarga, nggak ada KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme), money politics. Kalau ada 10 calonnya ya semua Bu Mega," tandas Effendi.

Baca juga:

Soal Menteri Rangkap Jabatan, Ini Pendapat Puan Maharani
Alasan Mega Kini Dukung Jokowi Naikkan Harga BBM
SBY-Jokowi Bersua, Transisi Kekuasaan Dinilai Sangat Mulus

(Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini