Sukses

Alasan SBY Tak Naikkan BBM di Akhir Pemerintahan Versi Demokrat

Presiden SBY menolak untuk menaikkan harga BBM sebelum masa jabatannya berakhir. Seperti disampaikan Menko Perekonomian, Chairul Tanjung.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden SBY menolak untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) sebelum masa jabatannya berakhir. Ketua DPP Demokrat Ikhsan Modjo pun membeberkan alasannya.

Menurut Ikhsan, di masa pemerintahan SBY sudah terjadi kenaikan 2 item. Sehingga bila BBM dinaikkan juga akan membebankan masyarakat.

"Sudah dinaikkan tarif dasar listrik, lalu ada rencana menaikkan harga elpiji 12 kg, dan itu jadi beban bagi masyarakat (kalau BBM naik juga)," jelas Ikhsan di Jakarta, Sabtu (30/8/2014).

"Saya tak lihat SBY akan naikkan harga minyak sampai Oktober 2014," tambah Ikhsan.

Kuota subsidi BBM 46 juta kilo liter dan sudah jebol 1,35 juta kilo liter. Politisi Demokrat itu pun mengatakan BBM akan jebol pada 5 Desember. Mengenai hal ini, Ikhsan menuturkan SBY telah menyiapkan opsi.

"5 Desember kuota subsidi BBM sudah habis. Tapi pemerintah bisa alokasikan dana untuk tambal kuota itu," ungkap dia.

Sementara itu di pemerintahan mendatang, Ikhsan menjelaskan Jokowi-JK diberikan modal anggaran sebesar Rp 2 ribu triliun. Dengan dana sebanyak itu, ia yakin pemimpin mendatang bisa memikirkan skema-skema mencegah polemik BBM.

"Skema yang diambil tak bisa direduksi sekadar menaikkan atau menstabilkan harga BBM. Kita harus lihat skema yang ditawarkan. Total APBN di atas 2 ribu triliun ada pilihan yang bisa diambil, yang sudah didiskusikan oleh Pak SBY dan Pak Jokowi," terang Ikhsan.

Ikhsan menyampaikan pula, minggu depan Tim Transisi Jokowi-JK dan kementerian SBY akan mulai berkoordinasi. Pencarian skema untuk mengatasi masalah BBM pun mulai dilakukan. Untuk itu, dirinya yakin akan keluar solusi tepat.

"Pak SBY tegaskan siap kerjasama. Mulai minggu depan akan ada pertemuan tim Jokowi dan kementerian-kementerian. Silakan Tim Transisi ambil skema yang perlu untuk implementasikan program yang dijanjikan," tandas Ikhsan.

Sebelumnya, Jokowi menyampaikan SBY menolak untuk menaikkan harga BBM. Hal itu diungkapkan setelah pertemuan empat mata di Nusa Dua, Bali.

"Terus terang, tadi malam secara khusus saya minta kepada Pak SBY menekan defisit APBN dengan menaikkan harga BBM," ujar Jokowi di Balaikota, Kamis 28 Agustus lalu.

"Jawabannya, ya beliau menyampaikan bahwa saat ini kondisinya dianggap masih kurang tepat untuk menaikkan BBM," tambah Jokowi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.