Sukses

Pertemuan Jokowi di Bali Bisa Jebol Tembok Besar SBY-Mega

Burhanuddin mengatakan, disiplin politis Demokrat lebih baik ketimbang Golkar. Demokrat cenderung tergantung pada SBY.

Liputan6.com, Jakarta - Pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan presiden terpilih Joko Widodo di Bali hari ini, Rabu 27 Agustus diyakini tidak hanya sekadar membicarakan soal Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Pertemuan ini juga dinilai sebagai waktu yang tepat bagi Jokowi untuk mencairkan hubungan antara SBY dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Ujungnya, SBY dapat mengizinkan Partai Demokrat bergabung dengan koalisi Jokowi-JK.

"Itu bagian dari komunikasi politik untuk mencairkan suasana penting itu. Termasuk ada tidak komunikasi antara SBY dan Mega. Itu tembok tebal yang menghalangi Demokrat untuk bisa bergabung dengan Jokowi. Kalau Jokowi dengan SBY setahu saya baik, tapi dengan ibu Mega ada jarak," kata pengamat politik Burhanuddin Muhtadi di kantor DPP PKB, Jakarta, Selasa (26/8/2014).

Dia yakin, pertemuan di Bali yang rencananya digelar malam ini, tidak hanya digunakan Jokowi untuk melalukan proses transisi secara halus. Tapi juga punya arti penting mendekatkan PDIP dengan Demokrat. Karena itu lebih menguntungkan buat Jokowi dibanding Golkar.

Secara politis, kata Burhanuddin, disiplin politis Demokrat lebih baik ketimbang Golkar. Demokrat cenderung tergantung kepada SBY.

"Golkar itu dipegang kepalanya buntutnya kemana-mana. Kalau itu (Demokrat) membantu Jokowi menerapkan disiplin koalisi dengan lebih bagus dan cepat," lanjut Direktur Eksekutif Indikator Politik itu.

Selain itu, kompensasi politik tidak sebesar Demokrat. Karena bagi Demokrat, hubungan ini lebih dari sekadar koalisi, tapi ingin merajut kembali hubungan mesra antara SBY dengan Mega seperti dulu sebelum SBY maju dalam Pilpres 2004.

"Terakhir, manuver Demokrat relatif lebih sederhana dibanding Golkar. Jadi secara politis Jokowi sangat berkepentingan bertemu SBY dalam hal menarik Demokrat menjadi rencana politik Jokowi ke depan," tandas Burhanuddin. (Rmn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.