Sukses

Kubu Prabowo-Hatta: Kita Tak Ingin Institusi Negara Diintervensi

Hal tersebut dikatakan karena KPU tak mengindahkan permintaan pihaknya yang meminta menunda proses rekapitulasi suara.

Liputan6.com, Jakarta - Tim Pemenangan Nasional Prabowo-Hatta, Ali Mochtar Ngabalin mengatakan, jika kecurangan dalam Pilpres 2014 dibiarkan sama halnya membiarkan tekanan terhadap institusi negara. Hal tersebut ia katakan, karena Komisi Pemilihan Umum (KPU) tak mengindahkan permintaan kubu Prabowo-Hatta yang meminta menunda proses rekapitulasi suara nasional Pilpres 2014.

"Kita ingin institusi-institusi negara tidak masuk angin, tidak mendapat tekanan dari asing dan konglomerat hitam. Maka walaupun kita menang, kita akan tetap lakukan gugatan ke MK (Mahkamah Konstitusi)," kata Ali di Rumah Polonia, Jakarta Timur, Senin (21/7/2014).

Politisi Partai Golkar tersebut berujar, Prabowo-Hatta mengalami kecurangan di 7 kabupaten di daerah Jawa Timur.

"Data di Jatim, 7 kabupaten ada kecurangan, boleh tidak orang menusuk pagi? Ada juga di TPS tertentu orang memilih jam 2 dan jam 3 sore. Ini masalah hak demokrasi. Selain itu juga kita punya data kecurangan di Jakpus, Jakbar dan Jakut,"imbuhnya.

Lebih jauh ia mengatakan, pihaknya akan menuntut KPU dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk bertanggungjawab dengan terjadinya kecurangan dalam pilpres kali ini.  

"Husni dan Muhammad harus bertanggungjawab. Dia bilang PSU (Pemungutan Suara Ulang) bertentangan, ini harus transparan. Kita ingin pemilu jurdil. Jangan hanya karena alasan teknis, substansi dari demokrasi hilang. Kita tidak pernah belajar dari kegagalan, kita tidak punya moral bila membiarkan terjadinya kecurangan," tandas Ali.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini