Sukses

Ical Didesak Mundur dari Ketum Golkar, Ini Tanggapan Akbar

Politisi senior Partai Golkar Fahmi Idris dan Ginandjar Kartasasmita mendesak Ical mundur dari jabatan Ketum Golkar.

Liputan6.com, Jakarta - Bahtera besar Partai Golkar tengah digoyang. Berbagai pihak mendesak Musyawarah Nasional Partai Golkar dipercepat. Tujuannya untuk meminta Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie mundur dari jabatannya.

Menanggapi hal itu, Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbat Tandjung mengatakan sampai saat ini Partai Golkar masih melaksanakan keputusan musyawarah nasional (Munas) Golkar sebelumnya, yakni melakukan Munas kembali pada 2015. Sejauh ini belum ada mekanisme atau keputusan baru yang bisa mengubah keputusan itu.

"Munas Golkar itu Munas yang didasarkan atas rekomendasikan Munas lalu. Munas lalu merekomendasikan Munas pengurus tahun ini akan diselenggarakan pada 2015, jadi itulah yang menjadi pegangan dari seluruh jajaran Partai Golkar," ujar Akbar usai menghadiri salat tarawih bersama Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) dan Jusuf Kalla di Posko Jenggala, Sabtu (19/7/2014).

Dia menjelaskan, dari hasil pertemuan antara dirinya dengan 28 Ketua DPD Tingkat I, Golkar sepakat akan berpegang teguh, baru menyelenggarakan Munas pada 2015.

"Tadi ketemu DPD Tingkat I, semua mempunyai sikap Munas yang akan datang sesuai dengan apa yang diamanatkan Munas lalu, yaitu 2015," lanjutnya.

Namun demikian, menurut Munas bisa saja dilakukan lebih cepat dari 2015, tapi harus melewati mekanisme Munas Luar Biasa (Munaslub). Untuk melaksanakan Munaslub harus mendapat persetujuan dari 2/3 DPD Tingkat I dan keputusannya harus memenuhi 2/3 dari DPD Tingkat I yang hadir.

"Kalau ada Munas luar biasa baru bisa mengubah apa yang sudah diputuskan pada Munas lalu. Saya kira clear ya," tandas Akbar.

Politisi senior Partai Golkar Fahmi Idris dan Ginandjar Kartasasmita sebelumnya mendesak Ical mundur dari jabatan Ketum Golkar. Fahmi menilai Ical tidak mampu membawa partai mencapai target, tidak dapat mengelola partai sesuai dengan mekanisme, dan tidak dapat menjadi partai terdepan pada Pemilu 2014.

Ia pun menyesalkan Golkar, yang mampu menjadi partai peraih suara terbanyak kedua pada Pemilu Legislatif 2014, justru mendukung pencapresan Prabowo-Hatta yang berasal dari partai urutan ketiga dan kelima. "Ini kegagalan yang buruk sekali," tegas Fahmi.

Terkait desakan tersebut, Ical mengaku tidak khawatir. Sebab, menurut Ical, mereka yang terus meraung-raung sebenarnya tidak punya kekuatan. "Yang ngomong-ngomong itu tidak punya kekuasaan cuma mangap saja," ujar Ical.

Baca juga:

Ical Digoyang, Peta Koalisi Berubah?

Senior Golkar: Ical Kendalikan Partai Seperti Kelola Perusahaan

Kader Golkar Lintas Generasi Minta Ical Mundur dari Ketua Umum

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.