Sukses

Rawan Konflik, 20 TPS Dijaga Ketat

Guna menambah kekuatan, disiagakan 1 peleton Brimob untuk mengamankan situasi jika terjadi kekacauan.

Liputan6.com, Pekanbaru - Menjelang hari pencolosan Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 9 Juli 2014, Kepolisian Daerah (Polda) Riau memperketat pengamanan di 20 TPS yang ada di perbatasan Provinsi Riau. Daerah ini diberi pengamanan khusus karena potensi kerusuhan sangat besar. Sebab, di wilayah ini sering terjadi kerusuhan.

"Daerah perbatasan dimaksud adalah Kecamatan Batu Peripit dan Darusalam di Kabupaten Rokan Hilir. Dua daerah ini berbatasan dengan Kota Dumai. Di sana ada 3 TPS," kata Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo, Selasa (8/7/2014).

Satu TPS di daerah itu dijaga oleh 2 personel polisi. Guna menambah kekuatan, disiagakan 1 peleton Brimob untuk mengamankan situasi jika terjadi kekacauan.

Untuk 17 TPS lainnya, yang masuk kategori rawan, berada di 5 desa perbatasan antara Kabupaten Kampar dan Kabupaten Rokan Hulu. Pengamanan di sana dipertebal seperti pelaksanaan pemilu legislatif dulu.

"Lima desa yaitu Rimbo Jaya, Rimbo Makmur, Intan Jaya, Muara Intan dan Tanah Datar dilakukan penebalan pengamanan. Selain ratusan personel polres, 60 anggota Brimob Polda Riau juga akan ditempatkan di sana," jelas  Guntur.

Dijelaskan Guntur, potensi terjadinya konflik di 5 desa itu harus diwaspadai sejak dini. Polisi tidak ingin kecolongan terhadap ancaman keamanan yang ada. "Makanya dilakukan penebalan," ucapnya.

Pemicu konflik bisa saja disebabkan dualisme pemerintahan. Satu desa ada 2 kepala karena masing-masing kabupaten membentuk pemerintahan masing-masing. Selain itu, warga di sana juga mempunyai 2 kartu tanda penduduk (KTP).

Meningkatnya suhu konflik juga diperkuat setelah KPU Riau menetapkan 6.662 warga memilih di Kampar. Akibatnya, warga yang memiliki KTP Rokan Hulu mengancam tidak akan menggunakan hak pilih.

Konflik 5 desa rebutan Kampar dan Rohul sudah terjadi sejak 2000. Peristiwa berawal sejak Rokan Hulu memekarkan diri dari Kabupaten Kampar.

Selama ini, sering terjadi bentrok sesama masyarakat di 5 desa itu. Sebagian warga memilih masuk Kampar dan sebagian lagi lebih memilih Rokan Hulu.

Tak hanya masyarakat, Satpol PP kedua kabupaten juga pernah saling baku hantam sewaktu Bupati Kampar Jefri Noer mengadakan bakti sosial pada awal 2014. Dua kubu masyarakat juga pernah terlibat bentrok fisik. (Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini