Sukses

5 Pesan SBY Kepada Prabowo-Hatta

SBY menitip pesan kepada pasangan Prabowo-Hatta seandainya kelak terpilih menjadi presiden dan wakil presiden periode 2014-2019.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan pertemuan dan silahturahmi dengan pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Pasangan nomor urut 1 itu bertemu SBY yang didampingi sejumlah anggota tim kampanye nasional koalisi Merah-Putih.

Dalam pertemuan ini, SBY menitip pesan kepada pasangan Prabowo-Hatta seandainya kelak terpilih menjadi presiden dan wakil presiden periode 2014-2019. "Saya ingin sampaikan pesan, ada 5 hal. Saya minta maaf karena ini betul-betul berangkat dari yang saya rasakan," ujar SBY di kediamannya, Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Jumat (4/7/2014) malam.

Pesan pertama, kata SBY, jika memimpin negeri ini Prabowo-Hatta diminta harus sangat sabar, tegar, dan kuat. Karena Indonesia sekarang ini merupakan negara dengan era kebebasan dan demokrasi yang disertai masyarakat yang kritis.

SBY mengatakan, masyarakat Indonesia sekarang memiliki harapan yang tinggi terhadap pemerintahan. Sering kali ketika masyarakat kecewa terhadap pemerintahan, maka sasaran kesalahan dialamatkan kepada presiden, wakil presiden, menteri, gubernur, dan seterusnya.

"Karena itu bapak-bapak mesti sabar. Saya yakin bisa sabar dan kuat menghadapi kritik. Kalau pemimpin tidak kuat kasihan rakyatnya. Pemimpin tidak perlu reaktif, kalau kita reaktif politik jadi panas terus, politik panas pemerintah tidak bisa bekerja," ujar Ketua Umum Partai Demokrat ini.

Pesan kedua, lanjut SBY, pemerintah dan pemimpin harus terus bekerja dan berikhtiar menghadapi persoalan yang seperti tidak ada habisnya. Meski presiden dan wakil presiden kerap disalahkan, tetapi SBY meminta Prabowo-Hatta kelak tidak akan menyerah.

"Kalau terus bekerja, meski kadang masyarakat kita kritis bahkan bisa juga dihujat dan disalahkan, teruslah bekerja dan berikhtiar," katanya.

SBY menambahkan, pesan ketiga, bahwa Indonesia sebagai negara memiliki banyak sekali kepentingan yang kerap sekali berbenturan satu sama lainnya. Tentu ketika Prabowo-Hatta memimpin diharapkan dapat mengutamakan kepentingan rakyat.

"Tentu harus meletakan kepentingan partai setelah kepentingan rakyat. Itu penting. Banyak godaan untuk mengimingi kepentingan yang lain, tapi bapak harus kokoh dan tidak tergoda untuk mengutamakan kepentingan yang bukan kepentingan rakyat," ujarnya.

Keempat, tambah SBY, rakyat berharap jika Prabowo-Hatta terpilih untuk memimpin maka harus bisa menyayangi semua rakyat dengan adil. Termasuk kepada mereka yang tidak memilih Prabowo-Hatta dalam Pilpres nanti.

"Pemimpin tidak boleh dendam karena tidak dipilih. Rakyat tidak suka itu, begitu mendapat mandat kita harus memimpin rakyat dengan adil," ujar SBY.

Kelima, kata SBY, Indonesia saat ini sudah menjadi negara yang demokrasi. Tetapi masih dalam tahap konsolidas pematangan. Namun demikian, demokrasi dan kebebasan itu harus tetap dihormati.

"Kita menghormati nilai demokrasi, dengan demokrasi yang belum matang benar kadang rule of law tak berjalan dengan baik, kalau politik tidak stabil ekonomi sulit dibangun. Politik harus stabil, ekonomi bisa tumbuh, dan tetap hormati nilai demokrasi. Itu juga penting," ujarnya.

"Hanya itu Pak Prabowo, Pak Hatta, tidak ada yang luar biasa. Saya punya kewajiban moral untuk mengingatkan kembali, harus sangat sabar, terus bekerja, mengutamakan kepentingan rakyat diatas kepentingan partai, sayangi semua dengan adil, jangan punya amarah, apalagi dendam. Demokrasi adalah pilihan kita, masih belum sempurna, masih proses pematangan, tetapi harus kita hormati," jelas SBY.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.