Sukses

Mantan KSAD: Jangan Memancing Perseteruan, Komunis Sudah Mati

Menurut Ryamizard, baik itu pasangan capres-cawapres nomor 1 maupun nomor 2 merupakan orang-orang terbaik yang telah dipilih oleh partai.

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Purnawirawan Jenderal Ryamizard Ryacudu, menilai, penayangan berita di stasiun televisi swasta TV One merupakan upaya untuk memancing perseteruan di antara 2 kubu capres-cawapres yang saat ini tengah gencar melakukan kampanye.

Hal ini terkait dengan pemberitaaan yang menyebut partai pengusung capres-cawapres Joko Widodo, PDIP sebagai sarang Partai Komunis Indonesia yang berakhir dengan penyegelan kantor TV One di Yogyakarta dan Jakarta.

"‎Enggak usahlah (TV One) mancing-mancing begitu lagi, tidak setuju saya. Saya ini anti PKI. Saya menyayangkan ada berita seperti itu. Bangsa ini lagi punya perhelatan besar. Kok muncul begitu-begituan," ujar Ryamizard saat menghadiri sebuah acara diskusi di Hotel Kartika Chandra, Jakarta Selatan, Jumat, (4/7/2014).

Menurut Ryamizard, baik itu pasangan capres-cawapres nomor 1 maupun nomor 2 merupakan orang-orang terbaik yang telah dipilih oleh partai berdasarkan keinginan rakyat. Oleh sebab itu, munculnya penyebutan capres tertentu mengusung paham komunis merupakan suatu bentuk pelecehan terhadap kedaulatan rakyat.

"Sekarang kita harus hormati pilihan rakyat, jangan dibilang ini (Jokowi) antek PKI, berarti ini tidak menghormati pilihan rakyat. Apalagi sekarang seimbang terus. Jangan sampai dijelek-jelekkan. Percuma kita milih mereka kalau dijelek-jelekkan seperti itu," ucap Ryamizard.

Ryamizard pun menilai munculnya pemberitaan penyebaran paham komunis bila Jokowi-JK menang pada pilpres nanti merupakan suatu tindakan yang tidak etis. Menurutnya, walau komunis pernah menjadi catatan hitam bangsa, namun ia yakin komunis di Indonesia hanya tinggal sejarah. Sebagai negara demokrasi, komunis di Indonesia, menurut Ryamizard telah mati.

"Komuniskan sudah selesai, walau pernah ada masa lalu, yang tidak suka adanya Orde Baru, ada dendam, pastilah itu. Tapi komunis itu nggak ada lagi. Di partai manapun nggak ada lagi komunis. Mungkin kakek-neneknya, tapi sudah, jangan dibawa-bawa lagi lah. Nggak habis-habis kita urus itu terus," ucap Ryamizard. (Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini