Sukses

Sebut PDIP Komunis, Megawati: TV One Abaikan Etika Jurnalistik

"Saya turut menyesalkan berita di TV One, yang meresahkan masyarakat Indonesia yang sedang menjalankan ibadah puasa," ujar Megawati.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyesalkan pemberitaan di stasiun televisi swasta TV One, yang menyebut partai besutannya mengusung ideologi komunis. Mega menilai, pemberitaan tersebut meresahkan masyarakat, terlebih hal tersebut terjadi di bulan Ramadan.

"Saya turut menyesalkan berita di TV One, yang meresahkan masyarakat Indonesia yang sedang menjalankan ibadah puasa," ujar Mega melalui keterangan pers yang diterima Liputan6.com, Kamis, (3/7/2014).

Menurutnya, pemberitaan TV One yang menyebut seolah-olah PDIP merupakan partai para pendukung ideologi komunis itu telah melanggar etika penyiaran dan jurnalistik. Apalagi, pemberitaan tersebut mengarah ke Jokowi sebagai capres yang menganut paham komunis.

"Pemuatan berita tersebut telah mengabaikan kaidah dan etika jurnalistik, serta ‎secara sepihak menyerang Bapak Joko Widodo, itu semestinya tidak boleh terjadi," ucapnya.

Mega pun menilai, pemberitaan tersebut merupakan bagian dari kampanye hitam yang ditujukan kepada Jokowi. Selain itu, pemberitaan tersebut dianggap menodai kesucian bulan Ramadan, di mana seluruh umat muslim di Indonesia tengah menjalankan ibadah puasa.

"Lebih-lebih ini di bulan puasa, janganlah nodai ibadah puasa ini dengan berbagai bentuk kampanye hitam," ucap Mega.

Mega pun meminta, agar pihak keamanan khususnya Polri tidak pandang bulu dalam menegakkan hukum dan menindak berbagai bentuk provokasi serta fitnah yang meresahkan ketenteraman masyarakat.

"Saya juga mengajak seluruh tokoh agama, tokoh masyarakat, budayawan, dan guru yang ingin memperjuangkan pemilu jurdil (jujur dan adil) untuk benar-benar berdiri di depan memperjuangkan pemilu yang lebih demokratis, aman, dan damai," ucap Mega.

Sementara itu, Wasekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto meminta, agar TV One tidak lagi membuat pemberitaan yang kebablasan. Menurutnya, kebebasan pers yang ada saat ini jangan sampaikan dijadikan alat politik demi mendapatkan kekuasaan semata.

"Jangan gunakan kebebasan pres untuk melakukan pembenaran. Kami hormati kebebasan pers, di mana suara rakyat yang tidak tersampaikan, di situlah pers memainkan perannya," tegas Mega.  (Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.