Sukses

Dicap Komunis, Ketua DPP PDIP: Bukti Kami Diperhitungkan

Ribka mengatakan, bila masih ada orang PKI maka sudah sangat tua hingga tak mampu berbuat apa-apa.

Liputan6.com, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dikaitkan sebagai sarang komunis oleh pemberitaan TV One. Ketua DPP PDIP Ribka Tjiptaning menegaskan, tudingan-tudingan fitnah menandakan PDIP diperhitungkan.

"Dari dulu PDIP dibilang partai preman, partai komunis, Kristen, macam-macamlah. Dan artinya PDIP diperhitungkan. Karena kalau nggak diperhitungkan, maka nggak mungkin fitnah-fitnah itu muncul," jelas Ribka di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (3/7/2014).

Ribka mengkritisi pemberitaan TV One, bahwa sampai saat ini sudah tak ada anggota PKI. Bila masih ada pun, sudah sangat tua hingga tak mampu berbuat apa-apa. "Orang PKI-nya pada ke mana? Sudah pada meninggal. Yang dimaksud PKI itu siapa? Orang sudah pada mati kok," imbuhnya.

Ribka menjelaskan asal muasal berita soal PKI dipakai TV One untuk menyerang PDIP. Hal ini berawal dari ucapan Bupati Serang Taufik Nuriman.

"Kalau kita lihat Bupati Serang, Taufik Nuriman itu kopassus, aku kan sebelumnya sama Pak JK keliling Banten, besoknya muncul di Banten Post, Banten Raya, jangan pilih Jokowi-JK karena salah satu timsesnya PKI,  Ribka kan gitu (PKI)," tuturnya.

Rabu 2 Juli hingga dini hari tadi, massa PDIP mendapatkan instruksi untuk menyegel kantor TV One Jakarta dan Biro Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Di sana mereka meluapkan kemarahannya. Tinta merah bertuliskan 'PDIP bukan PKI' di dinding kantor TV One Biro Yogyakarta menjadi saksi bisu amarah massa PDIP pada stasiun televisi itu.

Kemarahan mereka dipicu berita TV One yang menyebut PDIP sebagai sarang orang-orang Partai Komunis Indonesia (PKI). Namun cara massa partai berlambang kepala banteng itu meluapkan rasa marahnya tersebut kini menjadi bumerang bagi pencapresan kadernya, Joko Widodo atau Jokowi. (Yus)

Baca juga:

Disebut PKI, PDIP Segera Lapor ke Dewan Pers dan KPI

Kerugian PDIP Segel Kantor TV One

Pendukung Datangi TV One, Jokowi: Kami Kurang Sabar Apa?

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.