Sukses

Prabowo Lawan Jokowi Bak Raksasa Goliat Vs Daud

Alkisah, Daud hanya seorang pemuda biasa tapi harus bertarung melawan prajurit raksasa, Goliat.

Liputan6.com, Jakarta - Si mercy biru yang dulu mengaku netral akhirnya kini membelokkan haluannya. Partai Demokrat kini berlabuh ke kubu pasangan nomor urut 1 Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Tak ada lagi partai netral.

Kini tercatat, 7 parpol sudah berada dalam Koalisi Merah Putih pendukung Prabowo-Hatta. Bisa dibilang koalisi raksasa jika dibandingkan dengan kubu lawan, Jokowi-JK yang hanya didukung 5 parpol.

Namun si nomor 2 tak patah arang. Jokowi-JK justru semakin bersemangat menghadapi koalisi raksasa Prabowo-Hatta. Pertarungan ini diibaratkan seperti kisah dalam Alkitab, Daud dan si raksasa Goliat.

"Keyakinan tidak takut itu sudah dari Jokowi mulai dari Solo dan di Jakarta. Tidak pernah ada yang dominan dukung (Jokowi waktu itu), tapi menang," ucap anggota timses Jokowi-JK, Eva Sundari kepada Liputan6.com di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (2/7/2014).

"Bisa analogi Daud vs Goliat, kan mereka sudah 63% dan kita hanya 39%. Tapi jangan lupa juga, semua survei kan menyatakan dalam partai itu split (terpisah). Suara rakyat tidak otomatis dikurung oleh suara partai."

Alkisah, Daud hanya seorang pemuda biasa tapi harus bertarung melawan prajurit raksasa, Goliat. Di akhir cerita, Daud yang bertubuh kecil berhasil menumpas Goliat. Seperti Jokowi yang diibaratkan Eva sebagai Daud.

"Ini saya yakin Jokowi tidak masalah karena rakyat yang berkuasa punya suara dan preseden sudah ada," tutur Eva.

Politisi PDIP itu mengatakan, sewaktu mengikuti pemilihan walikota di Solo, Jokowi juga hanya didukung 2 partai. Tapi toh bisa menang juga. Hal ini kemudian terulang lagi saat Pilgub DKI 2012 lalu.

Saat itu pria kurus tersebut hanya didukung 17% dari suara yang ada di DPRD DKI Jakarta. Tapi hasilnya kemenangan. Eva yakin, meski dengan dukungan yang minim, Jokowi tak akan memiliki masalah dalam menjalankan roda pemerintahan nantinya.

"Dalam pelaksanaan pemerintahan juga nggak ada masalah meski negosiasi alot. Kalau programnya sensible dan pro dengan rakyat pasti dibela," ujarnya.

Menurut Eva, karakter pemilih saat ini telah mengalami perubahan. Mereka tak lagi menggantungkan kepercayaannya pada partai tapi pada figur orang yang bakal dipilih.

"Figur itu yang penting bukan partai. Zaman SBY juga sama, dulu dukungan kecil tapi menang. Itu kesimpulannya," tandas Eva.

Selain Partai Demokrat, pasangan Prabowo-Hatta juga mendapatkan dukungan dari 6 parpol lain. Keenamnya, yakni Partai Gerindra, PAN, PKS, PPP, PBB, dan Partai Golkar.

Sementara pasangan Jokowi-JK mendapatkan dukungan dari 5 parpol. Kelimanya, yakni PDIP, PKB, Partai Nasdem, Partai Hanura, PKPI.

Sokongan Demokrat...

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sokongan Demokrat

Sokongan Demokrat

Ketua Harian Partai Demokrat Syarief Hasan mengungkapkan, seluruh kader partainya telah mendapat instruksi untuk mendukung pasangan Prabowo-Hatta dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) yang akan digelar pada 9 Juli. Keputusan ini kata Syarief, sudah disetujui oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Ketua Umum.

"DPP Partai Demokrat memutuskan dan menginstruksikan kepada seluruh pimpinan DPD, DPC, PAC seluruh simpatisan termasuk organisasi sayap se-Indonesia agar memberi dukungan penuh dan suara kepada Prabowo-Hatta dalam pilpres," ujar Syarief Hasan di Kantor DPP Partai Demokrat, Kramat, Jakarta, Senin 30 Juni lalu.

Menurut Syarief, instruksi tersebut merupakan keputusan partainya yang berlaku bagi kader mulai tingkat Pengurus Anak Cabang hingga Dewan Pengurus Pusat. "Petinggi partai komplit. Di Partai Demokrat struktur mekanismenya jelas, semua dalam satu kontrol di bawah SBY," kata Syarief.

Dukungan kepada Prabowo-Hatta ini lanjut Syarief, diputuskan berdasarkan paparan visi dan misi yang dilakukan pasangan capres nomor urut 1 di hadapan seluruh kader Demokrat pada 1 Juni lalu.

"Partai Demokrat mempelajari, mengamati setiap orasi selama masa kampanye Prabowo-Hatta, menurut Partai Demokrat, Prabowo-Hatta mendukung dan melanjutkan program ekonomi pemerintahan SBY," pungkas Syarief.

Sebelumnya, SBY mengungkap hasil kesepakatan Rapimnas Partai Demokrat pada 18 Mei lalu yang memutuskan agar tidak berada pada 2 poros manapun alias netral. Baik Joko Widodo ataupun Prabowo Subianto.

"Berkenaan dengan sikap pilihan PD pada Pilpres 2014 ini, meskipun keputusan akhir diputuskan Ketum MT, preferensi PD Rapimnas 2014 tidak berpihak. Dalam arti tidak bergabung dalam kubu manapun. Kubu Jokowi maupun kubu Prabowo," ujar SBY di Hotel Sultan, Jalan Gatot Subroto, Jakarta.

Meski begitu, kata SBY, pilihan ini tidak berarti membuat para kader dan simpatisan partai untuk bersikap Golput. "Demokrat akan memberikan suaranya kepada capres yang memiliki platform yang segaris dengan Demokrat," imbuh SBY.

Angin Segar

Capres nomor urut 1 Prabowo Subianto makin optimistis bisa meraih kemenangan pada 9 Juli 2014 nanti. Terlebih, Partai Demokrat telah menyatakan dukungannya.

"Saya sudah keliling seluruh Indonesia, saya rasakan arus dukungan yang kuat ke kita. Ada angin segar, ada angin harapan semakin meningkat," kata Prabowo di sela-sela kunjungannya di Purwokerto, Jawa Tengah, Selasa (2/7/2014).

Bahkan dirinya juga yakin, Koalisi Merah Putih yang dibangunnya bersama cawapres Hatta Rajasa akan bertambah gemuk komposisinya dengan tambahan dari Partai Demokrat. Setidaknya sekitar 63% koalisi terbentuk di parlemen.

"Kita kompak, kita bersatu hati kita. Niat kita hanya satu, mengabdi pada bangsa. Ada tokoh-tokoh nasional yang bersama saya, dari semua aliran, dari partai yang bersejarah," tutur Prabowo. (Mut)

Baca juga:

Syarief Hasan: SBY Instruksikan Kader Demokrat Dukung Prabowo

Dapat Dukungan Demokrat, Prabowo-Hatta Yakin Taklukkan Jatim

JK Ragukan Instruksi SBY Dukung Prabowo-Hatta

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini