Sukses

3 Faktor Penyebab Elektabilitas Jokowi Ditempel Ketat Prabowo

Elektabilitas pasangan Jokowi-JK berdasarkan sejumlah survei masih di atas pasangan Prabowo-Hatta.

Liputan6.com, Jakarta - Elektabilitas pasangan Jokowi-JK berdasarkan sejumlah survei masih di atas pasangan Prabowo-Hatta. Tapi, pasangan nomor urut 2 itu harus mewaspadai manuver Prabowo-Hatta yang elektabilitasnya mulai menempel ketat.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan pasangan Prabowo-Hatta begitu cepat mendekati Jokowi-JK. Faktor pertama, Jokow-JK bersama tim terkesan terlambat menaggapi isu yang berkembang, terutama terkait kampanye hitam dan kampanye negatif yang ditujukan pada pasangan ini.

"Kampanye hitam itu berisi fitnah lambat diantisipasi Jokowi-JK atau timnya. Karena keterlambatan itu masyarakat menggaggap isu itu benar dan malah meragukan Jokowi," kata pengamat politik Djayadi Hanan saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Senin (30/6/2014).

Direktur Riset SMRC ini mengatakan, isu fitnah Jokowi nonmuslim, orang Singapura, orang yahudi, harusnya mampu diantisipasi lebih dini. Tim Jokowi-JK tidak mau mainkan isu ini, padahal yang lebih mungkin yahudi adalah Prabowo karena ibunya keturunan Jerman.

"Media massa Islam yang menilai artis yahudi Ahmad Dhani kan ada di kubu Prabowo, aktivis kristen kan Hasyim, pendiri Kiara, Harry Tanoe juga. Kembali isu kampanye hitam tidak mampu diantisipasi," lanjutnya.

Faktor kedua, lanjutnya, pesan kampanye yang disampaikan lebih banyak tidak sampai kepada masyarakat. Jokow-JK dinilai belum bisa menyampaikan pesan kampanye dengan baik.

"Menarik misalnya, yang punya pengalaman pemerintahan kan Jokowi, yang kerjanya hanya berkampanye kan Prabowo, tapi yang menarik yang dianggap membangun citra malah Jokowi kan lucu. Seharusnya membangun citra kan Prabowo. Bedanya dengan Jokowi dia blusukan dalam rangka kerja," terangnya.

Faktor terakhir yang harus diperhatikan, sambung Djayadi, yakni segmentasi pendukung kedua pasang capres. Massa pendukung Prabowo-Hatta lebih didominasi kalangan menengah dan menengah ke atas. Kalangan ini dinilai bisa melakukan aktivitas kampanye terutama melalui media massa.

"Karakteristik pendukung Prabowo-Hatta kan kalangan urban, menengah, berpendidikan, mereka lebih aktif kampanye. Sementara Jokowi-JK didukung kalangan pedesaan yang mendominasi yanhg notabene para pendukung tidak seaktif para pendukung Prabowo," tandas Djayadi.

Sebelumnya, dalam survei Indo Barometer dukungan terhadap pasangan capres-cawapres nomor urut 1 Prabowo Subianto-Hatta Rajasa mengalami peningkatan. Direktur Indo Barometer M Qodari menjelaskan pasangan Prabowo-Hatta pada Mei 2014 mendapat dukungan 36,5%. Lalu pada Juni 2014 naik sekitar 6,1% menjadi 42,6%.

"Dari survei Mei 2014 ke Juni 2014, terlihat dukungan ke Prabowo-Hatta mengalami peningkatan 6,1%," kata Qodari.

Sementara itu, pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla mengalami penurunan dukungan. Jika pada Mei mereka mendapat dukungan 49,9%, pada bulan Juni menjadi 46,0%. "Jokowi-JK mengalami penurunan 3,9 %," kata Qodari.

Dalam survei yang dilakukan pada 28 Mei-4 Juni 2014 perolehan dukungan Prabowo-Hatta mencapai 36,5% dan Jokowi-JK 49,9%. Sementara survei pada 16-22 Juni 2014 perolehan suara Prabowo-Hatta naik menjadi 42,6% dan Jokowi-JK turun menjadi 46%. "Selisih suara Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK yang tadinya 13,5% sekarang menjadi 3,4% saja," ujarnya.

Survei ini dilakukan di 33 Provinsi seluruh Indonesia dengan jumlah responden sebesar 1.200 orang. Margin of error plus minus 3,0 % dengan tingkat kepercayaan 95%. Pemilihan responden dengan metode multistage random sampling dan pengumpulan data dengan wawancara tatap muka secara langsung menggunakan kuesioner.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.