Sukses

Diusir dari Rumah Amien Rais, 2 Staf Bawaslu Jengkel

Komisioner KPU DIY Sri Rahayu Werdiningsih mengatakan, perlakuan kepada stafnya tersebut seharusnya tidak perlu dilakukan seperti itu.

Liputan6.com, Yogyakarta - Dua staf Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Daerah Istimewa Yogyakarta, Syariful dan Ahmad Amri, mengaku jengkel mendapat perlakuan tidak mengenakkan yang diduga dari salah satu anggota keluarga Amien Rais pada Jumat siang 27 Juni 2014. Padahal, keduanya mengantar surat pemanggilan klarifikasi kepada Amin Rais [baca juga: Antarkan Surat, Staf Bawaslu Diusir dari Rumah Amien Rais].

Pemanggilan ini terkait adanya dugaan pelanggaran pemilu saat acara zikir dan pengajian yang digelar di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Rabu malam 25 Juni lalu. Beberapa tokoh yang dipanggil Bawaslu DIY terkait pemanggilan ini seperti Hatta Rajasa, Amien Rais, Herry Zudianto dan Hanafi Rais.

Namun, Ahmad Amri bersama Syariful diusir dari kediaman Amien Rais dengan perkataan yang tidak mengenakkan. Amri mengatakan seharusnya perkataan tersebut tidak keluar dari mulut keluarga yang sudah dicap sebagai tokoh agama dan berpendidikan.

"Jengkel-lah, Mas. Kan tahu sendiri, mereka orang yang berpendidikan. Mereka juga tokoh Islam dengan perlakuan seperti itu sangat tidak pantaslah," ujar Amri di Kantor Bawaslu DIY, Sabtu (28/6/2014).

Amri menjelaskan dirinya diusir oleh orang yang sangat mirip dengan Amien Rais. Orang tersebut mengusir dirinya dan staf Bawaslu lainnya, Syariful. Ia dan temannya diusir dari kediaman dengan nada yang tidak mengenakkan [baca juga: Pengakuan Petugas Bawaslu yang Diusir dari Rumah Amien Rais].

"Saat duduk saya diusir, 'Ini tempat duduk saya, sana pergi!' Lalu saya pergi ke motor. Lalu dia bilang, 'Lho ini tanah saya. Ngapain situ. Pergi sana depan sana!' Saya juga dibilangin, 'Ini tanah saya. Saya beli satu miliar ini,'" ujar Amri.

Perasaan yang sama juga diungkapkan oleh Syariful. Walaupun jengkel, ia tidak membalas perlakuan yang tidak mengenakkan itu karena tengah mengerjakan tugas negara.

"Jengkel jelaslah. Kita kan tugas negara. Kita mau ngamuk mau apa ya nggak enak juga toh. Mau gimana lagi. Jengkel juga hati panas," ujar Syariful.

Sementara itu, komisioner Komisi Pemilihan Umum DIY Sri Rahayu Werdiningsih mengatakan perlakuan kepada stafnya tersebut seharusnya tidak perlu seperti itu. Surat undangan klarifikasi kepada Amien Rais tersebut tidak perlu direspons secara berlebihan.

"Ini nggak selayaknya disikapi arogan dan defensif seperti itu. Kan ini baru panggilan klarifikasi," ucap Sri.

Sementara hingga berita ini diturunkan, Liputan6.com telah mencoba menelepon keluarga Amien Rais, yaitu Hanafi Rais. Namun Hanafi tidak merespons panggilan ini. Pesan singkat atau SMS yang dikirimkan juga tidak mendapat balasan. (Ado)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini