Sukses

Kubu Prabowo-Hatta: Adian Napitupulu Siapkan Amunisi Baru

Meski isu HAM digunakan untuk menurunkan elektabilitas Prabowo, ternyata dukungan untuk capres itu semakin banyak.

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Trisakti tahun 1998, Andre mengatakan, semakin mendekati pemilu presiden 9 Juli 2014, semakin kencang pula arus untuk menjatuhkan nama capres nomor urut 1 Prabowo Subianto.

Sebagai conton kasus kerusuhan Mei 1998 yang menewaskan beberapa mahasiswa Trisakti disebut sebagai tanggung jawab Prabowo, padahal menurutnya, pengadilan militer sudah mengusut kasus tersebut. Demikian pula kasus penculikan.

"Pak Prabowo disebut culik aktivis, tapi sudah kembali dengan selamat. Lalu sekali lagi soal kasus Trisaksi itu pelakunya sudah diadili di pengadilan militer dan pelakunya anggota kepolisian. Pak Prabowo sudah bersumpah di atas Al Quran dan di depan korban bahwa bukan dia pelakunya," kata Andre di Rumah Polonia, Jakarta Timur, Senin (23/6/2014).

Andre berujar, setelah kasus kerusuhan 1998, akan ada lagi agenda untuk menjatuhkan nama mantan Komandan Jenderal Kopassus tersebut.

"Adian Napitupulu besok akan mengklaim aktivis 98 yang akan menolak Prabowo, itu di dalamnya aktivis adalah caleg PDIP, Hanura dan Nasdem. Jadi besok akan ada amnuisi baru untuk menurunkan elektabilitas Prabowo," ujar simpatisan Prabowo-Hatta ini.

Namun begitu dia tak begitu khawatir dengan dampak negatif yang akan muncul dari aksi tersebut. Dia mengatakan, meski isu HAM digunakan untuk menurunkan elektabilitas Prabowo, ternyata dukungan untuk capres itu semakin banyak dari berbagai elemen masyarakat.

"Ini dilakukan karena elektabilitas Prabowo sudah unggul dari yang nomor 2, bahkan setelah isu HAM ini dibantahkan, insyaAllah akan dikeluarkan lagi untuk menyerang. Adian Napitupulu ketua timnya. Inilah permainan, dan kita maklumi. Kalau kita bicara elektabilitas, Prabowo semakin meningkat di atas Jokowi," tandas Andre. (Sun)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini