Sukses

Kala Jokowi di Antara NU dan Muhammadiyah

Di hadapan para tokoh Muhammadiyah, Jokowi melantunkan salam dalam bahasa Arab. Berikut uraiannya.

Liputan6.com, Jakarta - Capres nomor urut 2 Joko Widodo menghadiri acara seminar yang diadakan mahasiswa pasca-sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Mengambil tema 'Peran Antar Elemen Bangsa: Dulu Kini dan Mendatang'.

Selain dihadiri oleh para mahasiswa, acara yang digelar pada Jumat (20/6/2014) tersebut dihadiri oleh para tokoh Muhammadiyah di Kota Solo.

Sebelum memulai acara, Jokowi yang diberi kesempatan kedua untuk menyampaikan paparannya memberikan salam muqoddimah dengan bahasa Arab. Namun, bunyi lantunan salam Jokowi kali ini berbeda dengan apa yang biasa ia ucapkan saat membuka acara bersama dengan para tokoh NU.

Di hadapan para tokoh Muhammadiyah, Jokowi melantunkan salam dalam bahasa Arab yang biasanya sering diucapkan oleh warga Muhammadiyah ketika akan memulai sebuah pidato.

"‎Alhamdulillahirabbil alamin, wasyukurillah, wa'ala nikmatillah, la haula wala quwata illabillah‎..." ucap Jokowi dari atas podium.

Selain mengucapkan salam pembuka ala warga Muhammadiyah, Jokowi juga menutup pidatonya dengan mengucupkan salam penutup "Billahi taufiq wal hidayah..." ‎

Sementara itu, saat menghadiri acara dengan kaum Nahdliyin --pengi‎kut Nahdlatul Ulama, bahkan dalam debat sesi pertama, Jokowi mengucapkan salam NU tersebut sebelum memulai sesi debat.

"Alhamdulillahirobbil alamin, wabihi nasta'inu 'ala umuriddunya waddin, washolatu wassalamu'ala asrofill ambiyai walmursalin, sayyidina wahabibina, wasafiina, wamaulana Muhammad SAW, wa'ala alihi washobihi ajmain," demikian salam yang biasa diuucapkan Jokowi.

Salam tersebut berarti ucapan salawat dan salam yang dikirimkan pada Nabi Muhammad SWT. Ucapan salam yang juga kerap diidentikkan kepada kader NU.

Salam pembuka dengan bahasa Arab semakin sering diucapkan, pasca-merebaknya isu SARA yang dilemparkan kepada Jokowi. Namun demikian, Jokowi membantah kalau disebutkan salam pembuka yang sering ia sebutkan merupakan salam dari organisasi tertentu.

Dalam pertemuan dengan senior Muhammadiyah ini, Jokowi bercerita tentang peran penting warga Muhammadiyah dalam membangun pendidikan dan kesehatan di Indonesia. Kepada para tokoh pendidikan Muhammadiyah yang datang, ia pun mengusulkan agar di sekolah-sekolah Muhammadiyah bisa menambah porsi pendidikan budi pekerti.

"Muhammadiyah pakar-pakarnya di bidang pendidikan dan kesehatan. Menurut saya, di SD, mestinya yang diperkuat 80-70 persen hal berkaitan budi pekerti, hal-hal berkaitan sikap mental, perilaku, karakter anak. Itu kombinasi. Setelah memasuki SMA atau SMK baru dibalik, budi pekerti 20 persen, pendidikan karakteristik 80 persen," tutur Jokowi. (Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.