Sukses

Jokowi: Lurah Susan Contoh Nyata Bhinneka Tunggal Ika

Sama dengan Jokowi, JK memberikan contoh bagaimana menjaga Bhineka Tunggal Ika dalam perbuatan nyata: di Poso dan Ambon.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam debat capres-cawapres perdana yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), tepatnya di segmen ke-3, moderator Zainal Arifin Mochtar melempar pertanyaan tentang semboyan bangsa Bhinneka Tunggal Ika: berbeda-beda tapi tetap satu jua. Dan yang paling penting, bagaimana cara mewujudkannya.

Capres Jokowi dengan sigap menjawab bahwa Bhinneka Tunggal Ika sudah final. Guna meyakinkan jawabannya, dia mencontohkan apa yang dilakukannya untuk menyikapi kontroversi Lurah Susan di wilayah Lenteng Agung, di mana sejumlah oknum masyarakat menolaknya hanya karena perbedaan keyakinan.

Jokowi tetap pada pendiriannya, mempertahankan sang lurah. "Bhinneka Tunggal Ika, keberagaman kita sudah final. Kami tidak ingin mengungkit ini lagi, tapi kita mengangkat 1 contoh konkret: mengangkat Lurah Susan di Lenteng Agung, yang dipilih melalui proses secara terbuka, berdasarkan kompetensi --  baik secara manajemen, leadership, administrasi," jelas dia dalam acara debat capres-cawapres di Balai Sarbini, Senin (9/6/2014).

Kemudian, tambah Jokowi, ada protes dan demo karena agama mayoritas berbeda dengan Lurah Susan. "Saya sampaikan bahwa itu sudah final. Bhinneka Tunggal Ika paling penting dilaksanakan," kata dia.

Setelah itu, mantan Walikota Solo tersebut memberikan kesempatan kepada Jusuf Kalla untuk melengkapi jawabannya. Sama halnya dengan Jokowi, JK sendiri juga memberikan contoh bagaimana menjaga Bhinneka Tunggal Ika dalam perbuatan nyata.

"Kita tak hanya bicara ide, tapi kita bicara pelaksanaan. Kami pernah menyelesaikan masalah yang ada di Ambon, Poso, dan lain-lain maka kami yakin akan bisa menjaga Bhinneka Tunggal Ika," tandas JK.

Dari waktu 4 menit yang diberikan kepada Jokowi-JK, pasangan ini menyelesaikan pertanyaan tersebut dengan menyisakan waktu 1 menit. Dan menariknya, capres dan cawapres nomor urut 2 itu tak mengambil waktu tersebut untuk memberikan tambahan penjelasan. (Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.