Jokowi: Digertak Negara Lain, Ndak Boleh Diam

Liputan6.com, Jakarta - Calon presiden Joko Widodo ‎menghadiri acara silaturahmi dengan para purnawiran perwira tinggi TNI dan Polri siang ini. Dalam kesempatan itu, Jokowi mengungkapkan tanggapan sebagian pihak yang menilai mantan walikota Solo itu sebagai sosok yang 'lembek'‎ alias tidak tegas.

"Banyak yang bilang saya kurus, tidak tegas. Tidak tegasnya dimana!" ucap Jokowi di Balai Kartini, Mampang, Jakarta, Selasa, (3/6/2014).

Menurut Jokowi, ketegasan itu tidak bisa dilihat dari ukuran tubuh dan fisik seseorang. Walau bertubuh kurus dan berwajah 'ndeso', Jokowi menilai selama memegang jabatan publik mulai dari walikota, gubernur dan hingga menjadi capres saat ini, dirinya sudah menunjukkan ketegasan selama menjadi pemimpin.

"Tegas itu buat saya ada dua, pertama berani memutuskan dan kedua berani mengambil resiko. Tapi resiko yang tidak emosional dan awur-awuran," ucap Jokowi.

Dalam konteks sebagai capres, dihadapan para purnawiranan Jenderal seperti Luhut Pandjaitan, AM. Hendropriyono, Wiranto dan Dai Bachtiar, Jokowi mengungkapkan bila terpilih menjadi calon presiden dirinya ‎tidak akan membiarkan Indonesia digertak oleh negara tetangga. Khususnya negara Singapura, Malaysia dan Australia yang kerap terjadi perselisihan.

"Masa kita sama negara kecil saja takut. Digertak saja diam. Ndak boleh diam," ucapnya.

Menurutnya harga diri dan martabat negara di dunia Internasional merupakan harga mati. Karena itu, bila ada negara lain yang menggertak Indonesia, Jokowi mengaku tak segan akan turun langsung dibarisan terdepan melakukan protes keras.

"Kalo perlu saya datangi sendiri, saya tangani langsung,  pimpin sendiri‎. Tapi kalau panglimanya berani, kalau Kasad nya berani ya nanti pada titik-titik tertentu saja," tegas Jokowi.