Sukses

Sengitnya Pertarungan 2 Capres

KPU menetapkan masa kampanye pada 4 Juni hingga 5 Juli mendatang. Tetapi, kampanye hitam sudah muncul lebih dulu.

Liputan6.com, Jakarta - Kedua calon presiden (capres) diundang dalam acara Tanwir (musyawarah tertinggi) Muhammadiyah di Samarinda, Kalimantan Timur, pada 24 Mei lalu.

Seperti ditayangkan Barometer Pekan Ini di Liputan 6 Petang SCTV, Sabtu (31/5/2014), saat acara Tanwir Muhammadiyah itu, Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto memaparkan visi dan misinya. Padahal, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan masa kampanye berlangsung pada 4 Juni hingga 5 Juli mendatang.

Akan tetapi, sebagai organisasi yang beranggotakan puluhan juta orang, Muhammadiyah tentu merupakan ladang suara yang penting bagi setiap capres. Tak mengherankan bila Prabowo maupun Jokowi tak ingin melewatkan kesempatan itu.

Kegiatan semacam itulah yang membuat mereka kemudian menuai dukungan di berbagai tempat di negeri ini.

Selain bertarung memperebutkan suara seperti pada acara Muhammadiyah tersebut, ada perang yang lebih hebat yang terjadi di bawah permukaan, yaitu melalui dunia maya atau cyber war.

Entah siapa yang melakukan, para calon presiden itu harus menghadapi kenyataan fakta dirinya dimanipulasi habis-habisan.

Sebut saja kampanye hitam yang menerpa capres Jokowi. Dia sempat disebut-sebut sebagai putra seorang pengusaha China bernama Oey Hong Liong. Bahkan singkatan H di depan namanya disebut sebagai Herbertus, padahal itu gelar haji.

Sempat gerah dengan tudingan ini, PDIP akhirnya mengeluarkan fotokopi buku nikah Jokowi dan Iriana, istrinya. Ternyata nama ayah mantan Walikota Solo itu adalah Wijiatno Notomiharjo dan beragama Islam.

Kampanye hitam juga sering menghinggapi capres Prabowo Subianto. Misalnya soal Prabowo yang berkewarganegaraan Yordania.

Namun, kedua kubu yang saling bersaing menuju kursi RI I ini ternyata santai-santai saja menanggapi semua hal itu. 

Tak hanya menyebarkan isu miring, kedua capres dan cawapres juga mendapatkan berbagai sindiran melalui karikatur yang juga banyak bertebaran di dunia maya.

Isu terbaru adalah soal Prabowo yang memiliki kekasih warga negara Thailand. Isu ini awalnya dari Wikileaks, informasi tahun 2006 yang dikatakan berasal dari petinggi Golkar. 

Prabowo khawatir hubungannya dengan wanita Thailand itu akan mempengaruhi niatnya maju sebagai presiden. Di tahun 2004, Poempida yang disebut sebagai sumber isu itu tak merasa perlu mengonfirmasinya.

Akan tetapi, mungkin karena gerah dengan berbagai tudingan tersebut, tim advokasi Prabowo-Hatta melaporkan masalah kampanye hitam di sejumlah media dan media sosial ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Tim advokasi meminta Bawaslu segera mengusut dan menangkap pelakunya.

Kampanye hitam yang dilaporkan ke Bawaslu terkait dengan kerusuhan 1998 yang menuding Prabowo sebagai dalang penculikan, kewarganegaraan Prabowo yang diberitakan sebagai warga negara Yordania dan ancaman pembunuhan terhadap Jokowi oleh Prabowo.

Pemilihan umum memang pertarungan politik, akan tetapi tentu lebih bijaksana bila gagasan dan visi yang ditampilkan, bukan sekadar upaya untuk merendahkan lawan.

Dengan demikian, diharapkan para pemilih bisa menentukan calon pemimpinnya dengan lebih bijaksana. (Ado)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini