Sukses

KPU Prediksi Kenaikan 3 Juta Pemilih pada Pilpres Mendatang

Jumlah pemilih Pilpres 2014 belum final karena masih ada 3 provinsi yang belum masuk data akhirnya, yakni Papua, Papua Barat dan Maluku.

Liputan6.com, Jakarta Jumlah pemilih pada Pilpres 2014 akan berbeda dengan jumlah pemilih Pileg 9 April lalu. Menurut Komisi Pemilihan Umum (KPU), dalam Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan (DPSHP) nantinya akan terjadi peningkatan jumlah pemilih.

"Yang sudah masuk 186.707.243 jiwa. Sekarang lagi perbaikian sampai 2 Juni. PPS akan susun perbaikan, lalu kabupaten/kota tetapkan hasilnya," kata Komisioner KPU Ferry Kurnia Rizkiansyah di Gedung KPU, Jakarta, Sabtu (31/5/2014).

Angka tersebut belum final, karena masih ada 3 provinsi yang belum masuk pemutakhiran data. Ketiganya yakni Papua, Papua Barat dan Maluku.

Komisioner KPU lainnya Hadar Nafis Gumay menerangkan, bisa saja penambahan lonjakan pemilih sampai jutaan orang. "Kami perkirakan akan bertambah 3 juta," ujar Hadar.

Menyambut Pilpres 9 Juli mendatang, kata Hadar, pihak KPU juga mengimbau agar kampanye hitam tak gencar dilancarkan masing-masing calon. KPU tak segan-segan memberikan sanksi administrasi bila ada yang melanggar PKPU No 16 Tahun 2014.

Menjelang Pilpres 2014, kampanye hitam memang merebak di jagat maya. Mencegah semakin merajalelanya kampanye hitam, penyelenggara Pemilu, seperti KPU dan Bawaslu meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika menindak pelaku kampanye hitam.

"Kita meminta Kominfo agar situs-situs yang mengandung unsur kampanye hitam diblokir. Untuk kampanye hitam yang bukan di media sosial, ranahnya kepolisian yang menindak," kata komisioner KPU Juri Ardiantoro di Jakarta, Jumat 30 Mei 2014.

Sementara itu, perwakilan dari Kominfo, Harmetri berjanji akan segera memblokir situs-situs yang berbau kampanye hitam. "Kami diminta untuk memblokir situs atau akun di jejaring sosial. Kami akan memblokir situs atau akun yang ada di jejaring sosial dan lain sebagai. Kami akan sesegera mungkin lakukan," ucap Harmetri. (Rmn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini