Sukses

Pengamat: KPU Kurang Sosialisasi Rekam Jejak Capres

Ada 2 pasang capres-cawapres yang bertarung pada Pilpres 2014, yakni Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia (Puskapol UI) Sri Budi Eko Wardani menyarankan Komisi Pemilihan Umum (KPU) segera melakukan evaluasi terkait hasil pelaksanaan pemilu legislatif (Pileg) yang diselenggarakan pada 9 April lalu.

Menurut Sri, pelaksanaan pemilu legislatif lalu amburadul. Hal itu menjadi pekerjaan rumah besar bagi KPU untuk melaksanakan pemilu pilpres nantinya.

"Pemilu presiden jelas harus ada hasil evaluasi pada hal-hal tertentu. Dan itu  perlu ditingkatkan dalam pelaksanaanya di Pilpres nanti," kata Sri di Gedung KPU, Jakarta, Jumat (30/5/2014).

Dia menjelaskan, aspek-aspek yang harus diperhatikan yang pertama adalah masih minimnya sosialisasi pemilu. Menurutnya, dalam sosialisasi selama ini KPU hanya memberikan informasi umum terkait waktu dan penjadwalan semata, namun minim sekali sosialisasi terkait apa visi-misi dari pasangan capres dan seperti apa rekam jejak dari pasangan calon tersebut.

"Sosialisasi soal rekam jejak para calon itu KPU masih kurang. Jadi KPU sebagai penyelenggara bisa memaksimalkannya. Jadi bukan hanya pada jadual semata tetapi bisa intensif  khususnya soal visi dan misi calon perserta," ujarnya.

Lebih jauh Sri menambahkan, selain kurangnya sosialisasi soal visi-misi peserta, KPU juga dinilai kurang memberikan sosialisasi atau perhatian khususnya ditingkat masyarakat daerah.

"KPU fokusnya itukan sosialisasinya di website. Dan itu jelas tidak kena untuk masyarakat daerah. Dan itu harus menjadi perhatian KPU juga," tandas Sri.

Ada 2 pasang capres-cawapres yang bertarung pada Pilpres 2014. Pertama, Jokowi-JK maju sebagai peserta Pilpres 2014 yang didukung koalisi PDIP, Partai Nasdem, PKB, Partai Hanura, dan PKPI. Kedua, Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa maju sebagai pasangan capres-cawapres di bawah payung koalisi Partai Gerindra, PAN, PPP, PKS, Golkar, dan PBB.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.