Sukses

Gerilya Merah Putih Mencari Kawan

Menjelang Pilpres yang tinggal sebulan lagi, gerakan tanpa jeda menggalang dukungan tak hanya dilakukan capres, tapi juga cawapres.

Liputan6.com, Jakarta - Oleh Sunariyah, Lukman Rimadi, Ahmad Romadoni, Silvanus Alvin, Edward Panggabean.

Menggunakan kaos oblong putih, calon presiden Joko Widodo menggoes sepedanya di tengah kerumunan massa. Warga riuh. Laki-laki, perempuan, orang dewasa, hingga anak-anak berebut, entah sekedar bisa dekat atau bersalaman dengan pria 53 tahun asal Solo itu.

Kerumunan itu tak membuat Joko Widodo yang akrab disapa Jokowi kerepotan. Capres yang masih menjabat Gubernur DKI Jakarta itu malah tersenyum. Berkali-kali ia membalas uluran tangan rakyat yang ingin bersalaman dengannya. Hingga di sebuah warung gorengan, tempat Jokowi membeli beberapa gorengan, warga terus mengerubungi capres yang diusung PDI Perjuangan, Partai Nasdem, PKB dan Partai Hanura itu.

Ketika ditanyai pendapatnya tentang Jokowi, beberapa warga yang berada di antara keramaian di Samarinda, Kalimantan Timur, itu memberikan tanda jempol. Seorang warga lainnya mengatakan Jokowi merupakan orang baik.

Kedatangan Jokowi ke Samarinda, Minggu (25/5/2014), merupakan rangkaian dari safari politiknya ke Pulau Kalimantan. Jokowi tiba di pulau itu sejak Jumat malam, 23 Mei. Selama di Kalimantan, Jokowi mengunjungi beberapa wilayah seperti Balikpapan, Kutai Kertanegara dan Samarinda.

Selama di Samarinda, Jokowi tak hanya bersepeda dan berkunjung ke pasar. Dia sebelumnya juga sempat menghadiri sidang tanwir atau musyawarah tertinggi Muhammadiyah. Di acara tersebut, pria berperawakan tinggi kurus itu menjelaskan visi misinya sebagai capres.

Sebelumnya di Balikpapan, Jokowi mengukuhkan gerakan pendukungnya Pro Jokowi (Projo) dan Gerakan Masyarakat Jokowi For President ke-7 (Gema JKW4P7).

Berbeda dengan Jokowi, capres yang diusung Partai Gerindra, PAN, PPP, PKS, dan Partai Golkar, Prabowo Subianto, masih memilih berjibaku menggalang dukungan dengan mendekati tokoh-tokoh berpengaruh, dan berusaha menarik simpati dengan melakukan kegiatan keagamaan.

Seperti yang terlihat pada Minggu (25/5/2014), Prabowo memberikan santunan kepada 1.200 anak yatim di Cibinong, Bogor, Jawa Barat. Acara itu dilakukan berbarengan dengan haul untuk kedua orangtuanya. Pada kesempatan itu, mantan danjen Kopassus itu meminta doa restu untuk bisa memimpin Indonesia hingga 5 tahun ke depan.

Terkait penggalangan dukungan di tingkat elite, dalam keterangannya saat berkunjung ke Samarinda, Sabtu (24/5/2014), Prabowo mengatakan, kemungkinan satu lagi partai politik besar akan bergabung ke dalam koalisi Merah Putih yang dipimpinnya.

"Saat ini, komunikasi intens terus kami lakukan. Besok (25/5/14), saya dipanggil ke Partai Demokrat untuk menyampaikan pemaparan," kata Prabowo di Bandara Temindung, Samarinda.

Dari Pusat Hingga Daerah

Menjelang pemilu presiden yang tinggal sebulan lagi, gerakan tanpa jeda untuk menggalang dukungan tak hanya dilakukan para capres. Pasangan mereka, para cawapres pun, tak kalah gencar mencari dukungan dan simpati.

Calon wakil presiden Jokowi, Jusuf Kalla, pada Minggu (25/5/2014), terbang ke Surabaya tak lama setelah menghadiri rapat koordinasi sekretaris nasional Jokowi se-Jawa di gedung serba guna, Senayan, Jakarta.

Didampingi Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar, JK berziarah ke makam Sunan Ampel di kawasan Semampir, Surabaya. Dalam kunjungan itu, JK sempat berpesan kepada perwakilan guru di Jawa Timur, bahwa dia bersama Jokowi tidak akan menghapus tunjangan guru, seperti isu yang banyak beredar selama ini.

"Program kita meningkatkan pendidikan dan kesejahteraan guru. Mana mungkin kita hapus (tunjangan)? Tidak mungkin keluar dari mulut Pak Jokowi atau mulut saya seperti itu," tegas JK.

Sebelumnya, mantan wakil presiden itu mengatakan, target perolehan suara pada pilpres 9 Juli mendatang 75 juta di seluruh Indonesia. "Dari 75 juta, 50% di Jawa. Sisanya Kalimantan, Papua, Sulawesi, dan Sumatera," kata JK saat memberikan sambutan pada rapat koordinasi seknas Jokowi se-Jawa di Senayan.

Salah satu strategi untuk mencapai target tersebut yakni menyebar relawan nasional dan membentuk relawan di tingkat provinsi dan kabupaten. "Sehingga bisa memberi suatu pendekatan informasi ke masyarakat, yang terbaik untuk bangsa ke depan," pungkas JK.

Berbeda dengan JK yang memilih ke daerah, cawapres Prabowo, Hatta Rajasa, memilih memanfaatkan masa-masa menjelang kampanye dengan terus mendatangi para elite partai atau orang berpengaruh.

Minggu (25/5/2014) sore, pukul 16.00 WIB, Hatta menemui Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tanjung. Akbar mengakui, kehadiran Hatta untuk mempererat konsolidasi dari pertemuan sebelumnya dengan Prabowo dan mantan ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Hasyim Muzadi.

Seperti pantauan Liputan6.com, Hatta yang datang hanya ditemani Ketua Asosiasi Pedang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Ali Maksum, disambut Akbar beserta politisi Golkar lainnya. Pertemuan di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, itu pun berlangsung terbuka, cair, dan diwarnai guyonan para elite parpol tersebut.

Mengamen untuk Modal Politik

Hiruk pikuk mencari dukungan tak hanya berlangsung di kalangan capres dan cawapres. Di tingkat bawah, pendukung masing-masing kubu pun tak kalah sibuk bergerilya. Pada Minggu (25/5/2014), pendukung dua capres menggelar aneka acara untuk menarik simpati dan dukungan.

Seperti di Jakarta, beberapa komunitas anak muda bergabung membentuk laman gerakcepat.com untuk mendukung Jokowi-JK. "Gerak cepat sangat terbuka bagi siapa saja, baik relawan maupun yang belum menjadi relawan, yang memiliki semangat optimis dan positif dalam mendukung pasangan Jokowi-JK," kata Ketua Sahabat Muda Jokow-JK, Chaerany Putri, di Kampung Kemang, Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan.

Beberapa komunitas yang tergabung dalam gerakcepat.com antara lain Sahabat Muda Jokowi-JK dan Kawan Jokowi. Melalui laman ini, warga yang ingin menjadi relawan dapat mendaftarkan diri. Bentuk dukungan pun bermacam-macam. Mulai tenaga, pikiran, dukungan dalam media sosial, dan sebagainya.

Menurut Putri, gerak cepat dipilih sebagai representasi karakter Jokowi-JK yang solutif dan responsif. Dalam peluncuran laman bagi relawan muda pendukung Jokowi-JK itu, hadir politisi partai yang justru berseberangan dengan koalisi pendukung. Mereka adalah kader muda Partai Golkar, Indra J Piliang dan kader PAN, Wanda Hamidah.

Wanda, yang juga seorang artis, memilih tak mengikuti keputusan partainya yang mendukung Prabowo, karena kepincut dengan sikap Jokowi yang tegas tapi lembut dalam menata Ibukota Negara, DKI Jakarta.

"Dulu Foke dibilang tegas, ternyata Jokowi yang jujur, kalem, lemah lembut, bisa juga bersihkan Tanah Abang," kata Wanda dalam acara peluncuran gerakcepat.com. Selain tegas, ujar Wanda, Jokowi juga sosok pemimpin yang mau bekerja keras, turun langsung ke lapangan. Meski tak banyak bicara, hasil pembangunan dan pembenahan ibukota dapat dilihat.

Dukungan untuk Jokowi-JK juga dilakukan dengan mengumpulkan dana. Uniknya, relawan yang tergabung dalam Jokowi-JK Bangkit untuk Perubahan Indonesia itu mengumpulkan dana dengan mengamen. Koordinator relawan Billy Nur Kholim mengatakan, hasil mengamen akan diberikan kepada Jokowi-JK sebagai modal politik.

"Semoga bebas korupsi, karena dengan sumbangan kita ini, mereka tak terbebani biaya politik yang mahal. Ini starting point kita, setelah ini akan dilanjutkan dengan jaringan JJ Bangkit (Jokowi-JK Bangkit) secara nasional," kata Billy. Dia menjelaskan, gerakan ini juga bertujuan agar segala praktik money politics atau politik uang tak ada lagi pada Pilpres 9 Juli mendatang. JJ Bangkit membatasi pemberian sumbangan, yakni hanya Rp 1.000 agar tak memberatkan rakyat.

Selain dari kelompok muda, pasangan Jokowi-JK juga mendapatkan dukungan dari Forum Alumni IPB. Dukungan diberikan karena pasangan Jokowi-JK dinilai pro sektor pertanian. "Saya sudah ketemu Jokowi dan dia bilang akan jadikan pertanian sebagai yang utama. Apa yang dilakukan Jokowi-JK sama yang ingin kita lakukan, meski kita akan tambah beberapa poin," kata Juru Bicara Forum Alumni IPB Bambang Sutrisno di Jokowi Center, Jakarta, Minggu (25/5/2014).

Di kubu Prabowo-Hatta, pendukung berusaha menarik simpati warga dengan membagi-bagikan susu di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta. Pembagian susu gratis ini merupakan bagian dari kegiatan revolusi putih Prabowo untuk memperbaiki gizi masyarakat.

Sebelum membagikan susu, pendukung yang menamakan dirinya Sahabat Prabowo itu berjalan kaki bersama kelompok marching band. Sempat terjadi sedikit ketegangan saat Sahabat Prabowo berpapasan dengan kelompok relawan Jokowi. Adu yel-yel pun tak bisa dihindari. Beruntung kejadian itu tak menimbulkan kericuhan. Prabowo awalnya dijadwalkan hadir dalam acara tersebut. Tapi hingga acara berakhir, mantan Danjen Kopassus itu tak terlihat. (Rmn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini