Sukses

Puan Dianggap Jadi Titik Lemah Jokowi Jika Jadi Cawapres

Hanta Yudha menilai duet Jokowi-Puan hanya akan menimbulkan kerugian, baik bagi Jokowi maupun PDIP dan partai koalisinya.

Liputan6.com, Jakarta - Tak hanya politisi senior Partai Golkar Jusuf Kalla dan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad, nama Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP Puan Maharani juga disebut-sebut berpotensi menjadi cawapres Joko Widodo (Jokowi) untuk diusung pada Pilpres 2014.

Namun, Direktur Eksekutif Pol Tracking Hanta Yudha menilai duet Jokowi-Puan hanya akan menimbulkan kerugian, baik bagi Jokowi maupun PDIP dan partai koalisinya.

"Kalau digabungkan dengan Puan, itu jadi titik kelemahan bagi Jokowi," kata Hanta di Jakarta, Sabtu (17/5/2014).

Menurut Hanta, keduanya sama-sama merupakan kader PDIP, sehingga tak ada faktor penguat dari Puan untuk Jokowi, bahkan bisa berpotensi mengurangi perolehan suara dalam Pilpres 9 Juli mendatang. Lain halnya apabila Jokowi menarik tokoh lain dari latar belakang yang berbeda untuk mendampinginya sebagai cawapres.

"Masih ada figur lain yang lebih potensial untuk mendampingi Jokowi. Kalau Puan sebaliknya, justru menyumbang penurunan (suara)," jelas Hanta.

Karena itu, dibutuhkan kemampuan dari Jokowi untuk mengatur permasalahan di internal partai berlambang banteng moncong putih itu terkait sosok cawapresnya.

"Bagi Jokowi permasalahannya adalah bagaimana mengatur kekuatan di internal PDIP, melihat peluang kemenangan, serta dinamika eksternal," ucap Hanta.

Kabar tentang duet Jokowi-Puan sebenarnya bukan sesuatu yang baru. Jauh sebelum Pileg 2014 digelar, awal Februari lalu media sosial ramai membicarakan tentang Jokowi yang dikabarkan telah diputuskan menjadi capres PDIP berpasangan dengan putri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri itu.

Bahkan, Jokowi mengaku sudah mengetahui kabar tersebut. "Sudah baca, sudah tahu saya," kata Gubernur DKI Jakarta itu, Rabu 5 Februari lalu.

Namun kala itu seiring dengan mendekatnya Pileg 2014, wacana tentang duet tersebut agak mereda yang kemudian digantikan oleh banyak nama. Belakangan, nama cawapres pendamping Jokowi mengerucut hanya pada Jusuf Kalla dan Abraham Samad. (Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.