Sukses

Suryadharma Ali: Pemimpin Harus Pernah Perang dan Piawai Berkuda

Suryadharma menceritakan, bagaimana Nabi Yusuf dapat mengelola dan mengatasi krisis berkepanjangan yang dialamis Mesir kala itu.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Agama Suryadharma Ali menyampaikan sambutan dalam Rapat Pimpinan Nasional Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di alai Kartini, Jakarta Selatan. Dalam kesempatan itu, Suryadharma sempat menyampaikan dukungannya terhadap Prabowo Subianto.

"Setelah melalui rapimnas terpanjang sepanjang sejarah, kami bisa menetapkan pilihan capres pada Prabowo Subianto," kata Suryadharma Ali di Balai Kartini, Selasa (13/5/2014).

Ketua Umum PPP itu pun langsung mendapat sambutan meriah. Seluruh peserta rapimnas LDII bertepuk tangan atas pernyataan itu. "Ini tepuk tangannya meriah sekali, rupanya sudah satu hati (dengan PPP) 8 isu strategis juga sudah cocok dengan PPP," ujarnya.

Suryadhama juga sempat memaparkan kisah 2 tokoh pemimpin yang ada dalam kitab suci Al Quran. Dua tokoh itu yakni Tolud dan Nabi Yusuf.

"Pemimpin itu harus memiliki pengalaman luas soal perang, pengalaman politik, dan dengan kepiawaiannya menunggang kuda. Pada zaman itu kan perang naik kuda.  Selain itu, kecakapan intelektual dan kekuatan fisik. Seorang pemimpin harus intelek ditandai dengan memiliki pengetahuan yang luas," ungkapnya.

Suryadharma menceritakan, bagaimana Nabi Yusuf dapat mengelola dan mengatasi krisis berkepanjangan yang dialamis Mesir kala itu. Dengan mempertahankan pangan yang ada, Nabi Yusuf akhirnya dapat membawa Mesir keluar dari krisis.

"Saya berharap, LDII bisa dengan cermat melihat pemimpin yang memiliki konsep ketahanan pangan seperti Nabi Yusuf. Kita bukan memilih kucing dalam karung yang tidak diketahui jenis kelamin dan warnanya," tandasnya.

PPP menyatakan resmi bergabung dengan koalisi Partai Gerindra Senin dini hari (12 Mei 2014). Keputusan diambil setelah menggelar rapimnas selama dua hari. Sebelumnya partai berlambang Kabah ini terbelah gara-gara Suryadharma jauh-jauh hari sudah menyatakan dukungannya kepada capres Gerindra Prabowo Subianto. Sikap ini ternyata hanya sepihak dan bukan sikap seluruh kader partai.

Dengan bergabungnya PPP, koalisi Gerindra sudah berhasil memenuhi syarat perolehan suara untuk mengantar Prabowo bertarung dalam pemilihan presiden 9 Juli mendatang. Sebelum PPP, PAN sudah lebih dulu menyatakan bergabung. (Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini