Sukses

Menyingkap Sisi Lain Prabowo

Sisi lain itu diungkapkan oleh salah satu penulis yang mengaku diculik Prabowo.

Liputan6.com, Jakarta - Mendengar nama Prabowo Subianto, pendapat orang tertuju pada kasus penculikan aktivis dan rencana kudeta Presiden BJ Habibie. Sebab mantan Panglima Kostrad ini disebut-sebut sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas kasus tersebut pada saat gelombang reformasi terjadi.

Hal itu membuat penasaran Hazmi Fitriyasa. Penulis buku 'Diculik Prabowo' itu pun menanyakan kasus tersebut saat ini 'diculik' sang jenderal. 

Penculikan bermula saat ia  berkicau nyeleneh terhadap Prabowo di Twitter. Kata 'diculik' ia gunakan dalam judul bukunya itu meski sebenarnya bermakna undangan. Karena menurutnya, makna penculikan saat ini memiliki nilai abstrak dan mengalami pergeseran makna.

"Awalnya saya bertemu dengan Prabowo ya karena saya ngetwit pertanyaan pada Prabowo masalah jika pencak silat diambil negara tetangga," ujar Hazmi saat peluncuran buku `Diculik Prabowo` di Kalibata, Jakarta, Sabtu (10/5/2014).

Akibat dari twit itu, Hazmi menerima e-mail langsung dari Prabowo untuk datang sendiri ke kediamannya. Dia pun langsung ketakutan akan persepsi negatif yang ada pada Prabowo.

"Saya dapet e-mail dari Prabowo untuk ke Bukit Hambalang yang merupakan barak militer milik Prabowo, penjagaan ketat dan sebagainya, saya mikir masa gara-gara saya iseng di Twitter malah mau diilangin kali sama Prabowo" cerita Hazmi.

Pria yang memiliki nama pena Hazmi Srondol itu memberanikan diri bertandang ke rumah sang jenderal. Dirinya yakin Prabowo tak akan menghabisinya lantaran saat itu terjadi pada bulan Ramadan.

"Pertama masih takut. Tetapi, masa orang mau jahat pada bulan puasa. Namanya penulis harus memperbanyak materi dan saya berdiskusi lama dengan Prabowo, dan kesan saya orangnya ramah dan jauh dari yang dituduhkan lawan politiknya," ucap dia.

Dalam pertemuan itu, kata Hazmi, Prabowo angkat bicara terkait isu yang menerpanya. Seperti penangkapan aktivis dan pengerahan prajurit dengan maksud mengkudeta pemerintah yang sah.

Hazmi menuturkan, berdasarkan pengakuan mantan menantu presiden Soeharto itu, pasukan di lapangan hanya menjalankan tugas atasan untuk mengamankan aktivis. Adapun, terkait rencana kudeta, Prabowo menyatakan prajurit Kostrad yang bergerak justru ingin mengamankan Ibukota.

"Hebatnya, dia tegar dan bertahun-tahun tahan. Saya saja sekali membuat tulisan ini, di-bully, langsung kesal. Itulah hebatnya Prabowo," ujar Hazmi.

Buku 'Diculik Prabowo' dikemas dengan bahasa santai jauh dari kata tegang. Terdiri dari 30 tulisan, yang pertama berkisah tentang pengalamannya 'diculik' Prabowo pada periode Ramadhan 2013.

Dia berharap, buku 'Diculik Prabowo' dapat mencerahkan publik. Dia mengimbau, agar masyarakat tidak mudah termakan fitnah yang menjadi senjata ampuh politikus untuk menjatuhkan Prabowo.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini