Sukses

Pendiri Golkar: Jangan Mimpi Ical Bisa Jadi Presiden

Pencalonan Ical sebagai capres dipercaya banyak pihak menjadi salah satu faktor terbesar penyebab turbulensi di tubuh Golkar.

Liputan6.com, Jakarta - Belum adanya kejelasan arah koalisi Partai Golkar hingga nyaris batas akhir pendaftaran capres-cawapres membuat partai berlambang beringin ini sedikit kalang kabut. Hal tersebut terlihat dari banyaknya pertemuan antarkader maupun ormas sayap partai yang dilaksanakan akhir-akhir ini.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Selasa (13/5/2014), sejumlah pimpinan ormas sayap Partai Golkar mengadakan pertemuan di rumah Suhardiman, pendiri ormas Soksi sekaligus tokoh pendiri Golkar, Senin 12 Mei malam.

Pertemuan politik ini masih membahas seputar hal yang sama. Yakni mengenai arah koalisi Partai Golkar yang masih saja berada di tahap penjajakan.

Pencalonan Aburizal Bakrie atau Ical sebagai capres dari Golkar dipercaya banyak pihak menjadi salah satu faktor terbesar penyebab turbulensi di partai ini. Sosok ARB yang masih dirundung permasalahan lumpur Lapindo dan asuransi Bakrie Life seakan memperparah keadaan tersebut.

Faktor di atas membuat banyak opsi bermunculan. Salah satunya pertimbangan turun tahta menjadi cawapres. Bahkan Ical diharap untuk legowo dan memberikannya kepada tokoh lain yang mempunyai elektabilitas lebih tinggi.

Suhardiman dengan gamblang menyatakan, dengan kondisi sosiologis bangsa Indonesia, hampir tidak mungkin Ical dapat terpilih menjadi presiden ke 7 negeri ini.

"Sejarah senantiasa terulang. Sebagian besar masyarakat Indonesia itu adalah Jawa. Maka, jangan mimpi di siang bolong Saudara ARB ingin menjadi presiden yang akan datang" kata Suhadirman.

Sementara Wakil Ketua Umum Golkar Agung Laksono mengakui, partainya memang belum mendapatkan arah koalisi akan berlabuh. Agung menyatakan semua peluang masih terbuka. Namun ia menekankan apa pun putusan yang akan diambil Golkar adalah putusan bersama melalui rapimnas. (Ado)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini